Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

Parenting Class : Follower

Temuan selanjutnya adalah Follower Temuan 4 : Follower dengan Teman/Ketergantungan Karakteristik ini termasuk temuan yang negatif, karena terkait dengan KETERGANTUNGAN artinya dia sangat tergantung dengan orang lain untuk merasa nyaman terhadap sesuatu. Penyebabnya bisa jadi : Pengalaman masa lalu semasa bayi yang kurang membangun hubungan perpisahan yang baik karekteristik perkembangan sosial anak usia 3 tahun yaitu anak tergantung pada pengalaman sebelumnya dengan teman sebaya, sampai ia merasa nyaman dengan anak-anak lainnya Maksudnya gini fase umur 0-3 tahun adalah masa kita sebagai orang tua seharusnya mengenalkan perpisahan dengan benar. Jika orangtua akan berangkat kerja atau pokoknya mau berpisah sementara, selalu lakukan dengan benar, pamit dengan baik-baik, peluk cium dengan hangat dan yakinkan si anak bahwa walaupun orang tua sedang pergi, dia akan aman bersama dengan orang yang di rumah (entah pengasuh, nenek, saudara...). Jika si anak menangis, tenangkan saja dan yakink

Parenting Class : Banyak Bertanya

Pfuiiih...rasanya males banget akhir-akhir ini....males kerja...males nulis...mgantuuuks terus....ngopi bergelas-gelas ga mempan...tapi blogwalking kesini sanggup nelusuri arsipnya dari awwaaaal sekali dia nulis....(aku jadi ngerasa worthless banget...doing nothing but read this blog...). Aku selalu saja terkagum-kagum sama anak muda yang punya pemikiran di luar mainstream....tapi tetep mengkedepankan kesopanan...seperti semua tulisan Margaritta ini...(dulu juga nelusuri semua tulisannya sejak awal..)...Kalau Diana Rikasari ini selera busananya yang menurutku di luar mainstream...and still look awesome on her...(gara-gara Diana juga aku jadi keinggris-inggrisan...maksudku....jadi nyelipin english di postingan atau status FB....lah gimana engga....dari minggu lalu aku sudah nelusuri arsip dia yang in english semua - hampir setiap waktu luang...yang rasanya sedang luang terus...jadi pikiranku juga kebawa in english...) OK mau nerusin hasil parenting class kemaren...(beuh..kalo ga demi

Parenting Class : Imitasi

OK....temuan positif selanjutnya buat kelompok B3 adalah Temuan 2. IMITASI/PENIRUAN Temuan ini tetep dianggap temuan yang positif karena ini merupakan karakteristik anak secara umum. Sejalan dengan temuan 1. Grouping, maka ketika anak-anak B3 mulai berkerumun di satu lokus, yang mereka lakukan adalah meniru apa yang dibuat temannya...dan sampai saat ini topik yang paling utama bagi mereka adalah TAMIYA...... Bu Guru siy sudah menegasakan bahwa setelah 3 bulan berlalu, mulai ada sedikit perubahan...dan karena Bu Guru ga bisa memaksa anak-anak untuk berhenti memikirkan TAMIYA maka langkah yang dilakukan adalah masuk ke dalam dunia TAMIYA mereka dan mengkaitkannya dengan tema bulan ini. Langkah ini cukup berhasil karena ada satu-dua anak yang tertarik untuk memadukan kesukaan pada TAMIYA dengan tema Masjid Sekolahku.... Intinya ketika groupin dan imitasi menjadi sangat kuat maka usaha untuk membuat mereka melupakan sama sekali tentang TAMIYA menjadi syusyah sehingga bagaimana kita blen

Prenting Class : GROUPING dan KERJASAMA

Sebenarnya waktu parenting class kemaren, ada 7 poin perjanjian yang harus kami sepakati bersama, salah satunya adalah AMANAH...artinya..apa yang kami bicarakan di pertemuan itu harus kita simpan untuk sendiri..karena mungkin saja ada yang curhat tentang anak-anak dan keluarganya...yang seharusnya tidak diketahui orang lain. Jadi karena kesamaan nasib bahwa anak-anak kami perlu perhatian tambahan, maka kami harus jujur... Untuk itu apa yang diceritakan disana merupakan rahasia sehingga ga perlu disebarluaskan di luar. Intinya....aku tidak akan menceritakan bagaimana orang tua lainnya cerita tentang anaknya, tapi aku ingin sharing...bagaimana siy menghadapi anak-anak yang pola bermainnya sama dengan anak-anak B.3. Bener deh....pengetahuan ini (yang disharing oleh Bu Guru)..sangat sayang untuk sekedar disimpan sendiri...karena pasti banyak orang tua di luar sana menghadapi hal yang sama (dan mba devi pesen supaya aku sharing di blog ini...so mba devi...ini dulu yak) TEMUAN I Cara Berm

Laporan Mid-Semester

Setelah hari Jumat membahas laporan mid semester Javas...yang intinya Javas perlu dukungan lebih untuk meningkatkan level sosial emosinya..maka sabtu kemaren, kami (aku dan suamiku) harus mengambil laporan mid semester Detya... Deg-degan...JELAS...karena waktu ujiannya kemaren..agak-agak kelewatan belajarnya. Maksudku gini..waktu Detya mulai sekolah kemaren, aku ga bisa mendampingi karena ikutan training....balik dari training pun...ga lama kemudian udah puasa dan lanjut lebaran..jadi banyak libur. Jadi aku sama sekali ga pernah baca buku-buku Detya untuk tau apa siy yang sebenarnya diajarin untuk semua pelajaran?..apa siy yang Detya dapat selama masuk MI?..aku cuman diskusi mengenai pergaulan dia dan hal-hal non akademis lainnya... Maka ketika liburan lebaran sudah selesai dan tgl 1 Oktober Detya sudah harus masuk sekolah untuk nyiapin ujian mid-semester,...betapa paniknya aku...karena aku ga tau sama sekali apa yang sudah dipelajari...dan apa yang harus disiapkan menjelang ujian gi

Spesialnya Javas...

Minggu lalu dapat undangan untuk rapat orangtua khusus untuk kelas Javas, Kelompok B3. Tidak semua kelas dapat undangan itu, tapi karena ada kelas lain yang juga dapat maka aku hentikan kekhawatiranku....mungkin ini hanya bergiliran. Rabu kemaren pelaksanaan rapatnya dan ternyata memang hanya kelas-kelas spesial saja yang perlu pertemuan seperti ini. Sekolah menyebutnya Parenting Class. Di awal tahun ajaran, disebutkan bahwa kelas B3 ini merupakan penggabungan anak-anak yang secara tingkat sosial emosi belum sesuai dengan umurnya, sehingga agar penanganannya lebih fokus maka dijadikan satu kelas. Untuk TK A, juga diatur demikian. Maka setelah tiga bulan berlalu dan melihat perkembangan selama ini, maka sekolah berinisiatif agar di kelas spesial ini diadakan Parenting Class. Tujuannya agar terjadi keselarasan antara perlakuan di sekolah dengan di rumah sehingga si anak dapat mencapai level sosial emosi yang sesuai dengan usianya. Sebelum lebih jauh, Javas emang beda dengan Detya, d

Aksesoris

Gambar
Duluuu, sekitar tahun 2005, semasa serial Korea "Full House" pertama kali diputer di TV...aku jadi suka aksesoris terutama anting, karena tokoh utamanya di situ suka sekali berganti-ganti anting, dengan model yang imut dan menarik. Maka ketika pertama kali kembali kerja setelah 2 tahun off untuk kuliah, aku jadi rajin berburu anting dan akhirnya punya peralatan lengkap buat bikin anting dan kalung sendiri. Aku punya tiga jenis tang untuk bikin aksesoris, aku punya kotak peralatan untuk menampung koleksi manik-manik, kristal, batu atau mutiara serta pernak-pernik untuk aksesoris. Aku punya laci plastik kecil untuk menyimpan koleksi aksoesorisku yang sudah jadi. Bahkan dulu aku pernah menerima pesanan teman-teman yang ingin dibuatkan aksesoris. Benar-benar niat banget buat beraksesoris seperti yang nampak di serial Korea itu. Waktu itu suamiku masih di Korea, jadi tentu saja minta beliau buat nambahin koleksi aksesorisku, asli Korea. Ki-Ka: Tang puter, Tang potong, Tang

Batik

Agak telat ya, ngomongin batik minggu ini? Mestinya tanggal 2 Oktober lalu pas ditetapkannya batik sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO. Tapi gapapa lah, aku pengen sharing tentang apa yang sudah dan pengen aku lakukan dengan batik. Yang Sudah Kulakukan... Sudah beberapa bulan ini aku memakai batik sebagai baju kerjaku setiap hari. Aku lupa kapan tepatnya tapi beberapa minggu sebelum aku berangkat training akhir juni lalu. Sebagai modal awal, aku pakai batik koleksi pribadi yang hanya 3 buah dan batik seragam untuk acara-acara kantor kira-kira 3 buah juga. Ditambah batik seragam untuk sidang tahunan (ada empat tapi satu yang lengan panjang aku berikan buat adikku yang pakai kerudung...jadi biar dia juga suka berbatik). Yaaa...tentu saja waktu itu masih diselingi baju kerja biasa sekali dua kali. Nah..pas diklat kemaren, karena lokasinya di Magelang dan akhir minggu ada acara ke Jogja, maka aku puas-puasin nyari batik murmer yang sesuai dengan seleraku. Dapat lah tambahan

Sanggar Ananda...

Dulu waktu Detya masih belum di Madrasah Istiqlal, dia pernah ikutan balet di Sanggar Kreatifitas Bobo/Bona (SKB) di dekat rumah. Tujuannya siy biar gerak tubuhnya fleksibel, ga kaku kayak emaknya ini....(ampuun deh...aku beneran kaku karena ga pernah ikutan aktivitas seni dari kecil dulu.....beda dengan suamiku yang lentur karena dari kecil biasa olahraga, dan ngegambarnya juga jagoan.... SMA jagoan breakdance dan di Korea kemaren sempat dapat hadiah karena menang dance dengan gaya andalan:breakdance...) Waktu itu hanya sempat ikutan balet satu semester lebih dikit dan berhenti karena dia harus mulai sekolah di Istiqlal ...jadi waktunya ga cukup buat ikutan balet lagi (sempat ikut pertunjukan tahunan juga siy di Gedung Kesenian...). Sejak itu Detya ga pernah ikutan olah tubuh lagi, kamipun udah nyoba nyari-nyari kursusan nari yang dekat-dekat dengan kantor. Tapi ga pernah dapet...(ya ga sempet nyari...gimana bisa dapet...) Eniwei...sabtu kemaren ada kawinan temen suamiku di manggala

Super Sensitifnya Detya...

Ketika Detya mengalami Bullying pertama kali ....aku coba berkonsultasi dengan guru kelasnya dan mereka mencoba cari solusi untuk itu. Guru-guru kelasnya memang melihat bahwa person yang bullying itu memang terlihat berbeda sehingga perlu ada solusi khusus. Setelah itu, curhatan Detya tentang teman itu memang agak berkurang dan dia cukup bahagia di akhir tahun ketika pentas seni dia mendapat kesempatan untuk berpasangan dengan cowok yang dia suka. Tapi waktu diskusi akhir tahun ajaran dengan guru-guru kelasnya, baru dibicarakan bahwa ternyata Detya lebih sensitif dalam menanggapi banyak hal dibanding teman-temannya. Ya..aku memang sudah merasa bahwa Detya terlalu sensitif. Jika ada yang membuat dia ga enak dikit aja..dia langsung merengek-rengek dan meneteskan airmata. Kalau dia ingin aku menjemputnya sekolah sedangkan aku sendiri harus rapat keluar kantor maka pagi itu dia langsung berurai air mata memintaku tetap berusaha menjemputnya.. Guru TKnya bercerita bahwa pada dasarnya t