Cabut Gigi
Dulu, waktu masih kecil, acara cabut gigi adalah acara uji nyali dengan Bapakku. Aku tau bahwa gigi yang goyang harus dicabut kalau tidak mau tumbuh gigi baru di belakangnya alias gingsul. Walau waktu itu banyak yang bilang bahwa gingsul itu manis (apanya?), aku tetap menganggap bahwa gingsul itu jelek dan jorok. Maka acara cabut gigi itu menjadi acara yang ribet penuh tarik ulur dengan Bapakku. Gimana ga tarik ulur, wong nyabutnya pakai benang yang diikat di gigi untuk kemudian di cabut. Benang sudah terpasang dengan rapi, tapi karena takut sakit maka masih lari-lari menolak dicabut. Demikian sampai akhirnya punya nyali untuk duduk manis dan benang ditarik. Sebenarnya rasanya tidak terlalu sakit, tapi perasaan ngeri itu selalu saja muncul ketika benang terpasang. Pada akhirnya, hanya satu kali saja aku ke dokter gigi untuk cabut gigi, karena si gigi sudah terlanjur mengeras kembali, sedangkan gigi dewasa sudah muncul di belakangnya. Tidak berani memaksa pakai benang, karena ya