Munggahan ala Tasikmalaya

Rabu sampai Jumat kemarin , aku dinas ke Tasikmalaya dan Garut dengan tiga rekanku dari divisi yang lain. Kami naik bis umum menuju kesana dan di sepanjang perjalanan berangkat aku lebih memilih hanya diam dan membaca. Bukan apa-apa..aku malas ngobrol ga tentu arah dan malah-malah bisa jadi debat kusir yang ga ada kesimpulannya. Mending diem ataupun jika ngobrol ya ngobrolin buku yang sedang kubaca…EDENSOR..(Andrea Hirata..aku benar-benar jatuh cinta ama tulisanmu..)

Sampai di Tasik pukul 4 sore kami langsung menuju hotel untuk segera istirahat. Berangkat dari kantor sekitar 10.30 maka perjalanan hampir 6 jam membuat badanku pegal semua. Pukul 19.30 kami dijemput oleh konsultan untuk makan malam bersama dengan pejabat Bappeda.

Di Tasik ada tradisi “munggahan” yaitu makan bersama di rumah makan menjelang bulan puasa. Dan memang sampai besok siangnya, kulihat di semua rumah makan penuh dengan rombongan yang makan bersama, ada rombongan pegawai pemda yang perempuan semua (kelihatan dari seragamnya), ada ibu-ibu muda enam orang diiringi anak-anaknya (mungkin kelompok arisan), ada yang kelihatan satu rombongan keluarga (karena laki dan perempuan dan berbagai golongan usia), yang jelas saking banyaknya sampai ada yang ngantri di depan restoran menunggu giliran.

Sebenarnya apa sih hakikatnya…bersyukur menjelang puasa? memuaskan makan siang karena ntar sebulan penuh ga bisa makan siang? Apa ya? Karena sudah mulai Rabu itu kulihat prosesi munggahan ini di mana-mana. Sampai kapan berlangsungnya? Apa sampai hari minggu pas sehari sebelum puasa? Aku kok melihatnya ga ada manfaatnya sama sekali…eh…kecuali manfaat ekonomi ya bagi para penjual makanan..
Kenapa nafsu konsumerisme begitu ga disalurkan dengan banyak shodaqoh di bulan puasa, misalnya dengan memberi makanan untuk berbuka puasa di mesjid-mesjid..itu kan lebih nyata faedahnya… Pahala…dapet..seneng-seneng ikut makan juga iya..

Tapi kuingat-ingat, dulu waktu baru masuk kerja..teman-teman seruangan juga pasti ngajak makan siang bersama di luar menjelang bulan puasa. Kegiatan ini lewat mulai tahun lalu saja sejak kerja di divisi ini, karena ga sempet aja..mungkin kalau sempat ya masih kami lakukan…buktinya pas 2006 kami sempat keluar lunch bersama.

Jadi apa bedanya dengan munggahan di Tasik itu ya…

Weiiihhh…dari kejadian di Tasik itu malah membuka pikiranku untuk berbuat sesuatu yang lain..selain kelihatan kalap menjelang puasa… Moga-moga sukses deh apa yang kupikirkan semalem.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog