Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Korban Diskon

Biasanya aku selalu memanfaatkan momen 'SALE' untuk mengupgrade baju anak-anakku. Jadi aku dapat baju dengan kualitas yang bagus namun dengan harganya separonya bahkan bisa lebih. Bukannya aku ini 'brand-minded', tapi karena barang-barang bermerk itu memang lebih awet dan lebih bagus. Lagipula brand disini juga hanya merek lokalan saja, sebangsa Cool, Popeye/Olive, Simpsons,..yaaa sejenis itu lah. Jadi momen-momen 'SALE' seperti itu menjadi sangat bermanfaat bagi kantongku dan aku bisa berkata dengan tegas bahwa aku tidak menjadi korban diskon...hanya berusaha MODIS...(MOdal DISkon...heheh). Aku hanya beli barang-barang diskonan itu sesuai dengan kebutuhan anak-anakku. Dulu, aku sendiri juga menggunakan cara yang sama untuk meng-upgrade baju dan peralatanku. Nunggu ada diskon dulu, baru bela-beli sesuai kebutuhan. Makanya aku ga pernah mengikuti trend yang ada. Model baju dan peralatanku semuanya yang klasik, jadi dipakai kapan pun tetap pantes. Namanya

Melankoli Kota Batu

Gambar
Selain 4 teman perempuan waktu kuliah yang kami sebut DEWIDANENI (dewi, Ida, Ade dan Eni), kami juga punya teman laki-laki yang kami sebut ALIWANDIPUL (Ali, Iwan, Andy dan Ipul atau Saiful). Hmmm..empat cewek dan 4 cowok...seakan-akan berpasangan ya... Padahal yang akhirnya berpasangan adalah aku dan Saiful saja, selainnya murni berteman. Nah salah satu teman mainku adalah Iwan. Iwan ini unik menurutku, dia tipe yang ga pernah absen bersenang-senang tapi selalu mendapat nilai terbaik di kelasku. Jadi aku sempat berpikir, kapan Iwan ini belajar kalau setiap acara bermain kami selalu saja dia tak pernah ketinggalan. Kalau teman yang pintar tapi ga gaul...banyak (apalagi di IPB)...Tapi yang seperti Iwan ini sangat jarang. Kalau yang seperti aku, pandai bersenang-senang dengan prestasi pas-pasan....nah ini juga cukup banyak :D Nah, Iwan ini baru balik dari New York setelah 10 tahun bekerja disana. Beberapa bulan sebelum dia pulang kampung for good, aku sering baca status-statusnya di

Jerawat Seksi

Seumur-umur aku tidak pernah bermasalah dengan jerawat. Jaman puber dulu, jerawat hanya muncul sekedarnya di jidat atau di pipi, tapi tidak pernah yang sampai meradang dan bermata kuning. Intinya, jenis mukaku yang kering ini menyelamatkanku dari bencana jerawat yang banyak dialami teman-temanku dulu. Nah, dari minggu lalu, tiba-tiba nampak bentol merah kecil di daguku yang terasa tidak nyaman ketika disentuh. Waah...kenapa tiba-tiba ada jerawat ya dimukaku. Eniwei, si bentol kecil ini rupanya meradang dan akhirnya...pagi ini aku punya jerawat meradang yang bermata kuning itu...huwaaa...rasanya nyeri tanpa disentuhpun. Dan suamiku hanya tertawa melihat jerawatku ini. Sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor, berulang-ulang aku tanya suamiku (karena aku tidak berpengalaman masalah jerawat yang begini ini), apakah perlu kupencet jerawat ini agar rasa nyerinya menghilang. Tapi suamiku meminta aku untuk membiarkannya kering sendiri...sigh... Maka setibanya di kantor, aku merasa tidak

Menjemput Anak-Anak

Bagiku kegiatan menjemput Detya dan Javas sepulang sekolah selalu menjadi saat yang menarik. Berlomba dengan waktu, untuk menikmati sejenak lari dari rutinitas kantor. kenapa berlomba dengan waktu? Karena kadang-kadang, jika ada rapat jam 2, aku ga bisa bersantai sepenuhnya untuk menjemput dan berbincang dengan mereka. Hanya menjemput dan selalu menghitung mundur anak-anak agar mereka tidak lepas waktu. Maksudnya begini, Detya dan Javas sangat menikmati waktu sepulang sekolah mereka dan menunggu aku datang menjemput. Mereka bermain-main segala rupa dengan teman-temannya sehingga susah untuk diajak bergegas pulang. Kalau tidak ada agenda lain sih, aku tidak mempermasalahkan menunggu mereka menikmati permainannya barang 10-20 menit. Tetap ga bisa lama-lama. Atau aku yang sengaja datang 15-30 menit lebih lambat dari jam pulang untuk memberi mereka waktu bermain. Namun apabila ada agenda rapat, maka baru datang pun sudah meminta mereka bersiap dalam sepuluh hitungan. Ya, kadang-k