Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2009

First Bullying

Gambar
Aku merasa, komunikasi dengan anakku ga ada masalah. Artinya kami sering berbagi cerita, mendongeng, baca bersama dan banyak kegiatan bersama. Jadi momen berangkat dan pulang bersama setiap hari, kujadikan kesempatan sebagai ajang komunikasi dengan anak...(kadang ajang diskusi yang bikin migrenku kambuh...la anak-anakku...talkative semua je..dan ga gampang nerima jawaban orang tua begitu saja...belum lagi dua-duanya ingin duluan ngomong....wiiiiiii....migren beuneur...) Tapi seringnya, diskusi itu berkutat pada apa yang sedang kami lakukan...entah belajar membaca semua tulisan sepanjang jalan...denger cerita di radio..nyanyi bareng di mobil...recalling kegiatan mereka ketika di sekolah...cerita kegiatanku sendiri...dan seputaran itu saja. Aku jarang kepikir untuk tanya bagaimana perasaan dia hari ini, bagaimana pergaulan dia dengan teman-temannya yang lain....pokoknya..hal-hal seputar perasaan lah... Sampai ketika aku denger dari salah satu ibu di sekolah bahwa si anu naksir si ini,

Pap Smear dan Kanker Serviks

Senin kemarin aku dapat info lagi, bahwa istri salah satu rekan kerjaku meninggal karena kanker serviks . Padahal umur pernikahan mereka baru satu tahun... Aduh...hatiku makin miris dengar berita-berita seperti ini. Minggu lalu aku dan teman-temanku banyak diskusi masalah ini, ada yang merasa biasa saja karena tidak pernah menemukan orang-orang disekitarnya yang dia kenal meninggal karena penyakit ini. Jadi dia ga begitu terpengaruh, walaupun setuju untuk deteksi dini dengan pap smear. Untuk vaksin, karena merasa belum perlu, dia tidak ingin ikutan..(dia lebih memilih pengobatan untuk asam uratnya yang sudah jelas-jelas dinyatakan positif). Temanku yang lain, walaupun sedang banyak kebutuhan untuk renovasi, bersedia mengalokasikan dana untuk vaksin karena suaminya selalu memasang tampang linglung (karena ketakutan) setiap kali berdiskusi masalah kanker serviks. Mereka juga punya banyak kenalan yang meninggal karena kanker serviks ini. Jumat minggu lalu, aku jadi periksa pap smea

Keputusan Akhir Adikku

Aku pernah cerita tentang ketergantunganku pada adik terkecilku ini ...dan ternyata walaupun kejadiannya berbeda, akan terjadi juga saat dimana adikku punya keputusan sendiri sehingga harus memisahkan diri dariku. Minggu lalu saat aku menunggu suamiku selesai futsal, iseng2 aku buka fesbuk dan tiba-tiba adikku menyapa dengan sapaan andalannya..."Mboook..."...yah...percakapan terus dilanjutkan dalam bahasa daerah kami, bahasa OSING....(sungguh susah menuliskan bahasa daerahku itu dalam bentuk tulisan...) Adikku cerita bahwa dia sedang bingung dalam membuat keputusan. Beberapa waktu lalu dia cerita bahwa dia ingin melanjutkan PGSDnya (Pendidikan Guru SD), yang saat ini di level D2, menjadi S1. Dia sudah cari2 info dan ada satu universitas swasta yang bisa menerima nilai-nilai yang sudah dia terima di D2nya itu..jadi dia ga harus ngulang dari awal..(apa siy istilahnya..?..). Waktu itu dia juga nyinggung-nyinggung masalah kembali ke Banyuwangi dan ngajar disana, terus ngelanju

Rumah Idaman

Tau ga siy.. bahwa apartemenmen berubsidi, yang aku ikutan inden dengan semangat 45, luas brutonya hanya 33 m2? Mbayangin aja udah merasa ruangan itu (inget ya..ruangan..bukan rumah..) ga manusiawi banget... Bagaimana bisa aku, suamiku dan 3 anakku (mungkin juga adikku masih bersama aku) tinggal bersama di ruangan seluas 33 m2 yang dibagi menjadi 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tengah dan dapur sekalian?....Jadi walaupun DP dan surcharge-nya udah lunas...kami masih aja ragu, apakah kami akan terus nekat mau tinggal di kandang burung itu? Hiks....ga tega banget mbayanginnya...bagaimana nanti anak-anakku yang super duper aktif bisa melakukan kegiatan favorit mereka?...(lari-lari dan petak umpet...) Kamar tidur utama cuma 2.5 x 2.75 m, kamar tidur satunya 2.5 x 1.9 m...in between kamar-kamar itulah ruang tengah yang lebarnya 1.5an m. Di belakang pintu masuk ada kamar mandi yg ukurannya kira-kira 1.5 x 1.5 m..jadi cuman ada kloset ama shower doang...nah lurusan kamar mandi itu langsu

Peran Prioritas

Dari aku mulai bisa mengingat sampai sekarang ini, kupikir aku menjalankan beberapa peran berbeda..yang dari waktu ke waktu prioritasnya berubah-ubah. Dulu waktu masih kecil, peranku cuma dewi sebagai dewi, dewi sebagai saudara dan dewi sebagai anak...saat mulai punya teman tambah lagi peran dewi sebagai teman.. Pas kuliah punya pacar..tambah lagi dewi sebagai pacar. Waktu kuliah ini prioritas pertama adalah sebagai mahasiswa, kemudian sebagai pacar, sebagai diri sendiri, sebagai teman, dan terakhir sebagai anak dan saudara..kenapa demikian? Karena aku jauh dari keluargaku...jadi peran sebagai anak dan saudara cukup diwakili dengan telpon dua kali seminggu. Prioritas itu maksudnya...jika pacarku minta ditemeni nonton sedangkan pada saat yang sama aku ingin creambath...maka aku akan mbatalin creambathku...pokoknya gitu deh urutannya.. Saat pertama kali kerja dulu, maka urutannya jadi pertama sebagai pekerja, sebagai anak, sebagai kakak, sebagai diri sendiri, sebagai teman dan seterusny

Bilangan Fu - Ayu Utami

Sudah lama ga sempet baca novel karena ekskul yang mengganggu itu. Biasanya sesibuk-sibuknya kerjaan rutin (kantor dan rumah)..aku masih bisa nyempatin baca...tapi gara-gara ada tambahan ekskul..jadinya sering migren...so...ga sempat baca Bilangan Fu (yang udah ada di top list "must read book" ini) Tiga malam ini, aku sudah mulai baca buku ini...dan baru 91 halaman saja..rasanya susah banget melepas buku ini...pengennya lembur ampe selese..kalau ga inget bahwa pagi-pagi sekali harus nyiapin segala-sesuatu buat anak-anak sekolah... Betapa tulisan Ayu Utami ini lebih lembut sekaligus keras dibanding tulisan Pramudya...dia dengan ringan menjelaskan (melalui pandangan tokoh utamanya) betapa perempuan tanpa sadar dikendalikan oleh uterus dan perlengkapannya yang dia gambarkan sebagai makhluk ubur-ubur atau monster gelembung cerdik dan manipulatif, sedangkan lelaki dikendalikan oleh makhluk moluska yang bodoh yang dapat dipengaruhi dengan mudah oleh makhluk ubur-ubur...penggambara

Perilaku Merusak

Pagi ini aku ngantuk banget sehingga begitu masuk tol, aku langsung merem. Walaupun begitu aku masih denger suara Javas yang sibuk sarapan pagi sendiri dan suara Ayah yang mengingatkan agar tidak berantakan. Detya ga ada suaranya karena konsentrasi mendengar acara Paman Gery. Tiba-tiba saja aku terbangun karena mendengar suara orang teriak-teriak dan menggedor kaca jendela. Kulihat kami sudah sampai di perempatan tomang dan ada entah sopir bis atau kondekturnya, yang jelas memakai seragam biru mayasari bakti, sedang menggedor-gedor kaca jendela suamiku dengan berteriak-teriak marah menyuruh suamiku turun. Suamiku juga dalam posisi marah tapi tidak ikutan teriak (mungkin karena anak-anak ada di mobil). Si sopir/kondektur itu semakin ganas menggedor-gedor kaca jendela dan karena ada orang yang menengahi, dia akhirnya ngeloyor pergi dengan tetap marah...tapi...sambil tangannya mbaret pintu mobil bagianku duduk di belakang samping kanan..... Waaaaaaaaaaaaaaa............rasanya pengen la

Jawaban "Hati-Hati Dengan Dokter"

Aku ngedarin email dari suamiku itu ke milis angkatanku dan ga brapa lama ada temenku yang ngedarin tanggapan seseorang atas email itu. Dan ini tanggapannya: Ini ada crossposting tentang postingan hal tersebut. dari milis sebelah : Saya lihat ini merupakan masalah komunikasi saja. Nanti tolong om Taufiq sebagai pihak yang mem-forward tulisan ke milis, berkewajiban untuk meneruskan jawaban ke penulis ybs. 1. Pemerikasaan darah untuk pasien DBD bisa dilakukan tiap jam (ulangi : tiap jam ) untuk melihat progress nya. Justru RS tersebut harus dipersalahkan jika tak cek darah ulang mengingat tak ada data dasar saat masuk rumah sakit di mana penyakit DBD merupakan penyakit yang progress nya cepat. ( Hitungan hari ) 2. Injeksi Ranitinide bukan untuk penyakit lambung. Itu adalah beta-2 bloker. Pada pasien DBD sering terjadi luka di lambung, ingat : mirip maag, sehingga agar luka tersebut tak terkena asam lambung. Produksi asam lambung harus diblok. Di sini Ranitinide mendapat tempat 3. EKG u

Setahun Nikah 2 kali?....Mau Marah Rasanya..

Beneran deh..saking ga tahannya aku ama temenku ini, sampe-sampe..aku niatin ngegosipin dia di blogku ini. Bener..maapin aku Ya Allah..aku niat banget ngegosipin orang...hiks.. Jadi gini ceritanya, Bosku tiba-tiba cerita ke Big Bossku kalo temenku itu sedang ada kasus rumah tangga dan Big Boss mesti siap-siap kalau kasus ini bakal melebar kemana-mana dan bakalan ada pemeriksaan tingkat tinggi...Tentu saja, aku yang sedang semobil dengan dua orang itu jadi ikut denger cerita yang mengalir...dan aku hanya bisa melongo ga jelas... Si A (temenku itu) lapor bahwa istri pertamanya (B) akan menuntut karena dia menikah lagi dengan perempuan lain (C). Menurut si A ini, dulu dia menikah dengan B tanpa bilang-bilang ke orang tuanya. Tiba-tiba diajak menikah oleh B, dia mau..langsung deh ke penghulu..bahkan KTP juga dibuatin oleh B. Maka dia merasa pernikahan itu tidak berjalan wajar. Lalu, dua bulan kemudian..dia menikah lagi dengan C dan pernikahan ini yang dilaporkan di kantor dan diakuinya

Yang Tersisa Dari PEMILU

Ternyata cukup repot melakukan proses pencontrengan. Dengan kartu suara yang besar dan terlipat berkali-kali, sehingga harus benar-benar terbuka tiap lipatannya (agar ga malah kejepit) maka bukaan terakhir benar-benar seperti membuka koran yang perlu ruangan cukup lebar....ah semua itu ga penting. yang paling penting, hak suara ini tersalurkan. Ketika mulai proses pecontrengan, aku tau kotak partai mana yang akan dicontreng, sedangkan untuk calegnya, yang penting perempuan (biar terwakili 30% anggota legislatif perempuan...mungkin dengan banyak anggota dewan yang terhormat berjenis kelamin perempuan..maka suasana DPR akan berubah..semoga..). Tapi tetep aja bingung karena caleg perempuannya lebih dari satu, maka aku pilih yang paling atas aja deh..biar kemungkinan terpilihnya lebih besar...(eh...ga gitu ya cara ngitungnya?..). Pokoknya caleg perempuanlah... Sesorean setelah itu, kami hanya mantengin TV, ngikuti quick count..dan ga gitu kaget dengan hasil yang ada... cuman, paling se

Hati-Hati Dengan Dokter

Dapet forward email dari suamiku, tentang tulisan yang dikirim oleh seorang dokter tentang pelayanan rumah sakit saat ini. Aku yakin, bagi yang pernah berurusan dengan rumah sakit pasti mengiyakan tulisan ini. Begitu juga dengan aku. Sebelum lebih jauh, ini tulisannya: halo rekan-rekan. .. Ini tulisan yang mungkin 'aneh', saya sebagai seorang dokter justru meminta rekan-rekan untuk berhati-hati pada dokter. Ini mengikuti tulisan Pak Irwan Julianto di Kompas 4 Maret 2009 lalu, yaitu mengenai 'caveat venditor' (produsen/penyedia jasa berhati-hatilah) . Ceritanya begini, beberapa hari ini saya mengurusi abang saya yang sakit demam berdarah (DBD). Saya buatkan surat pengantar untuk dirawat inap di salah satu RS swasta yang terkenal cukup baik pelayanannya. Sejak masuk UGD saya temani sampai masuk ke kamar perawatan & tiap hari saya tunggui, jadi sangat saya tau perkembangan kondisinya. Abang saya paksa dirawat inap karena trombositnya 82 ribu, agak mengkuatirkan, pa

Nama Panggilan Anak-Anakku

Beginilah untungnya ngasih nama anakku tidak cuma dua kata seperti namaku, tapi terdiri dari 3 kata. Jadi jika sewaktu-waktu mereka tidak nyaman dengan panggilan yang biasanya, mereka bisa memilih pilihan nama lainnya. Anak perempuanku, kupanggil ETA, nick name dari Detya. Tapi sejak masuk TK B, dia ingin dipanggil lengkap, DETYA..karena dia ga suka ketika teman-temannya meledek dengan "Saha eta?" dari bahasa Sunda. Maka kami lapor ke gurunya dan sejak itu semua atribut dia, diganti dengan DETYA, sesuai keinginannya. Dia mau dipanggil ETA asal menyebutnya lengkap : MBAK ETA... Anak keduaku, dulu pas baru lahir, kami panggil dia SEAN..sesuai nama depannya SEANTAQI. Tapi beberapa minggu kemudian, Ayah minta dia dipanggil JAVAS, nama keduanya...dan akhirnya sampai sekarang kami panggil dia JAVAS. Tapi sejak minggu lalu, dia ingin dipanggil UMAR, nama ketiganya...(maklum, emaknya ini ngefan berat ama Umar Bin Khattab). Maka mulailah masa-masa sulit bagi kami semua untuk b

Daun Ular....Obat DBD Ampuh

Just sharing from my milist: DAUN ULAR...... obat DBD paling ampuh. Masalahnya yang satu ini ndak ada dijual, tapi cukup gampang didapat, nyari sendiri dan murah. Jadi iklannya ndak mempromosikan produk obat dan ndak butuh POM untuk melegalisir Obat DBD demam berdarah dengue yang paling top dan ampuh saat ini, dan perlu dimasyarakatkan adalah Daun ULAR, alias Daun UBI JALAR. Ambil pucuk daun ubi jalar sebanyak porsi ikatan sayuran, rebus dengan seliter air selama lebih dari 5 menit [godok 1 jam juga bisa]. Minum sebagai pengganti air minum, berarti sekitar seliter sehari. Ubi jalar ya Bung, bukan daun singkong. Ubi Jalar. Makanya saya pendekin jadi DAUN ULAR, biar pade inget, karena sudah beberapa teman jadi kekenyangan makan daun singkong. Resep ini sudah saya coba beberapa kali. Ponakan kena DBD, trombosit turun ke 80 ribu, sehari diberi rebusan daun ular, langsung naik diatas 150 ribu. Rumah sakit pada marah, kehilangan pasien. hehehe.. Beberapa teman juga saya sudah suruh coba, amp

Omzet

CATATAN: postingan ini ga penting banget... Dulu aku mengira omzet itu adalah keuntungan yang didapat dari pekerjaan/usaha yang dilakukan. Ternyata baru tau bahwa omzet itu meliputi semua transaksi yang dilakukan (dasar pns...ga ada jiwa usaha...informasi gini aja baru ngerti...) Lalu suatu sore, ketika di mobil denger acara Talk To CEO di radio favorit kami, ada cerita tentang pemuda yang baru berusia 23 tahun, sudah punya usaha sendiri yang beromzet miliar rupiah. Bidang usaha dia adalah properti untuk menengah ke bawah. Kami hanya bisa tercengang denger talk show itu, betapa pada umur segitu aku baru lulus kuliah dan baru mulai hunting kerjaan, sedangkan dia udah punya omzet milyaran. Tiba-tiba suamiku berkata..."ah..omzetku lebih gede dari itu...sekitar 350 milyar..." Gubrak deh... Dengan penuh tanda tanya aku tanya..."omzet segitu dari Hongkong?"... Suamiku bales "Lo, omzet itu kan dihitung dari berapa nilai total yang kita kerjakan, nah aku meriksa AP

Your Voice Do Make A Different

Sebenarnya nggak pengen ngomongin pemilu... yang penting diri sendiri udah punya pilihan mantap..dan sedikit mempengaruhi sekitar untuk ikutan pilihan mantapku itu . Tappppiiii..jadi ga tahan untuk komentar buat orang-orang yang memilih GOLPUT karena semalem denger suamiku komentar juga tentang orang yang memilih GOLPUT. Jadi semalem ada komentar apaan gitu di TV dan suamiku langsung menimpali dengan "Kan yang penting dapat kepuasan hati dengan memilih GOLPUT"....Jeddeerrr...wah, ga nyangka bahwa sebenarnya suamiku begitu bersimpati pada orang-orang yang GOLPUT..atau jangan-jangan sebenarnya beliau lebih memilih golput kalau saja aku ga selalu ngisik-ngisik beliau agar milih pilihanku itu. Jadi keinget acara OPRAH waktu mo pemilu presiden yang intinya dia ikut kampanye agar orang-orang itu ikutan milih..jangan hanya pasif...Your Voice Do Make A Different...(makanya jadi judul deh..) Sekali lagi, aku hanya menyayangkan kenapa harus memilih GOLPUT...aku ga masalahin fatwa MUI