Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

Rumah Dan Masalahnya

Perbincangan masalah rumah antara aku dan suamiku selalu saja berakhir dengan ga ada kesimpulan. Aku paham bahwa banyak hal yang dipertimbangkan suamiku dalam rangka mendapatkan rumah idaman, beda denganku yang hanya mementingkan tampilan umum saja. Semenjak kepindahanku dulu dari kontrakan ke rumah dinas tahun 2006, aku sudah memutuskan bahwa urusan memilih rumah aku serahkan sepenuhnya kepada suamiku. Ini dalam rangka menghindari konflik besar. Waktu pindahan 2006 dulu, kami selalu argueing tentang segala hal. Saat itu rumah dinas yang kudapatkan sangat-sangat tidak layak huni sehingga butuh renovasi lumayan besar. Nah, dalam rangka renovasi itu kami diskusi dengan emosi yang diakhiri dengan saling membentak di hadapan Bapakku. Bapakku memang datang membantu proses renovasi itu dengan membawa tukang dari kota asalku sehingga beliau juga mengamati semua pross diskusi kami tanpa sekalipun turut campur. Setelah insiden saling membentak itu, akhirnya Bapakku cerita tentang suatu hal

Uang Asia Pasifik Koleksiku

Gambar
Seperti yang pernah kuceritakan, waktu aku di Manila dulu, aku mengumpulkan beberapa mata uang kertas negara-negara Asia Pasifik sebagai souvenir. Aku sudah browsing di www.banknotes.com dan aku dapat gambar mata uang yang sama persis dengan koleksiku. Dan akhirnya aku menemukan mata uang negara mana yang tulisannya bukan latin sehingga menyulitkanku mengingat-ingat dari teman yang mana mata uang kertas ini. ASIA 10 Rupees Pakistan 100 Rupees Srilanka 10 Rupees India 5 Rufiyaa Maldives 10 Taka Bangladesh 100 Rupees Nepal 1000 Kyats Myanmar 10 Bath Thailand 1 Ringgit Malaysia 20 Piso Philiphine 5000 Kip Laos 1 Lari Georgia 10000 Manat Turkmenistan 1000 Sum Uzbekistan 10 Tyn Kyrgyzstan 5 Som Kyrgyzstan PASIFIC 200 Vatu Vanuatu 5 Dolars New Zealand Kesulitan yang cukup berarti kualami ketika mengidentifikasikan mata uang dari Nepal, Laos, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan. Terutama yang 5 Som Kyrgyz...aku cukup pusing mengira-ngira darimana uang kertas ini karena aku tidak ingat sama sekali b

Mendadak Puitis

Gambar
Ketika rasa egois itu membakar seluruh nalarku, senyum tulus mereka mampu memadamkan apinya... Ketika kurasa bagai berkubang dalam kesedihan yang tak berkesudahan, tawa riang mereka menarikku perlahan-lahan Ketika kurasa tak ada guna hidupku ini, pelukan hangat mereka mampu membuatku menyadari tujuan hidupku Oh buah hatiku....untuk kalianlah aku berjuang tuk berubah Berubah jadi lebih baik untuk kalian jadikan panutan Oh belahan hidupku...untuk kalianlah kupadamkan panas membara didadaku Agar kalian tak ikut terbakar dalam pelukanku Doakan Bundamu yang lemah ini.. Agar senantiasa kuat menemani hari-hari kalian Betapa Bunda sangat membutuhkan kalian..... ======================================= Doooh...aku tak pernah bisa menyusun kalimat-kalimat rapi sebelumnya. Betapa aku mengagumi orang-orang yang bisa menyusun kata-kata yang menggugah perasaan. Aku pernah baca di blog-nya Raditya Dika saat dia in-love ama Sherina tentang: "Kata orang, kalo mau ngeblog, tulislah perasaan paling

Perkembangan Apartemen Menara Salemba Batavia

Setelah setahun lebih ga ada perkembangan berarti, akhirnya kemarin aku sudah mengikat perjanjian kredit KPA untuk Apartemen Menara Salemba Batavia. Karena ada perhitungan ekonomis maka nama apartemen itu berganti menjadi Menteng Square.... Kedepannya ga cuma apartemen saja di tiga tower kawasan itu. Dari awal memang konsumen diberitahu bahwa lantai 1-5 semua tower akan dijadikan kawasan bisnis, jadi ga jadi masalah buatku perubahan nama dan peruntukan lantai 1-5 itu. Ada tiga tower dalam kawasan itu, tower Sunda Kelapa (yg ke arah matraman), tower Batavia (yang tengah) dan tower Jayakarta (yg arah pramuka). Lantai 1-5 tower Sunda Kelapa akan jadi kawasan perkantoran dengan tengah lantai dasar merupakan fasum lapangan olahraga, sedang tower Batavia akan jadi Pusat Perbelanjaan dengan tengah lantai dasar adalah fasum taman, dan tower Jayakarta akan jadi hotel dengan tengah lantai dasar adalah kolam renang. Kami dari awal memilih tower Jayakarta, dapetnya lantai 19 dan memilih no

Kebetulan-Kebetulan

"Jika kebetulan-kebetulan terjadi terlalu banyak dan cocok satu sama lain, apakah kita tetap percaya bahwa itu adalah serangkaian kebetulan belaka?" Manjali dan Cakrabirawa a novel by Ayu Utami Aku baru saja selesai membaca novel Ayu Utami yang terbaru. Banyak resensi yang bilang bahwa Ayu Utami terjebak pada penjelasan berlebihan mengenai G 30 S PKI dan terlalu berulang-ulang menceritakan sisi lain atau sudut pandang lain dari peristiwa 1965 itu. Walaupun aku juga merasakan keberulang-ulangan itu, tapi menurutku tidak terlalu menganggu jalan cerita yang ingin dijelaskan Ayu Utami...(hmmmm...atau aku yang udah terlanjur suka Ayu Utami ya..sehingga memaklumi semua usaha pencerahan dia?). Eniwei, bukan itu yang jadi bahan pemikiranku kali ini, tapi mengenai kutipan kalimat di atas yang juga berulang-ulang disampaikan sehingga membuatku berpikir dalam tentang "kebetulan-kebetulan" yang kualami akhir-akhir ini. Di novel itu dijelaskan, bahwa jika terlalu banyak kebetul

Pengumpul Uang

Gambar
Waktu aku training ke Manila tahun 2007 lalu, aku bertemu dengan teman-teman dari seluruh negara berkembang di Asia yang merupakan anggota ADB. Sungguh menyenangkan bertemu dengan orang-orang dari berbagai negara dan cukup membuka mataku tentang geografi Asia. Aku jadi menyadari bahwa Kepulauan Pasifik itu terdiri dari berbagai negara, dari Palau, Tonga, Cook Island, Fiji Island, Tuvalu, Vanuatu, Micronesia, Solomon Island, Marshall Island (apalagi ya..?). Aku juga jadi mengerti bahwa terdapat negara negara STAN (berakhiran STAN, seperti Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakstan, dan STAN yang lain) yang dulunya tergabung dalam Uni Soviet. Aku juga tau bahwa Maldives, satu negara kecil di bawah Srilanka, adalah negara yang memiliki pantai terindah di dunia. Woaaa...pokoknya sebelum ke Manila dulu, aku bagaikan katak dalam tempurung, yang taunya cuma negaranya sendiri. Aku baru menyadari betapa luasnya dunia di luar sana dan betapa beragamnya orang-orang dan budayanya... Kenapa tiba-tiba

Dan Masalah Javas pun Dimulai....

Hari ketiga sekolah minggu lalu, Javas sudah off karena panas tinggi. Baru masuk lagi senin minggu ini, dan perjuangan hari senin itu adalah membangunkan Javas dan membuat dia bergegas mandi. Dengan berurai air mata dia berteriak, "Aku ga mau sekolah, aku ga suka di MI. Di MI susah, belajar terus. Aku mau di RA saja" (sigh...yang pertama) Hari Rabu, ketika aku minta jadwal pelajaran pada gurunya karena minggu sebelumnya Javas ga sekolah, guru kelas berkata "Bu, Javas makannya susah...juga susah diminta menulis. Tolong dimotivasi di rumah ya Bu" (sigh...yang kedua) Hari Kamis, aku minta pengasuh di TPA untuk lebih aktif meminta anak-anak melakukan kegiatan yang bermanfaat. Semenjak tahun ajaran ini, kelas 1 sampai 3 hanya belajar di sekolah sampai pukul 13.00, tidak 14.30 seperti tahun lalu, sehingga akan banyak menghabiskan di TPA. Untuk Detya dan teman-teman bisa lebih banyak belajar Iqro, karena jam belajar Iqro di sekolah berkurang. Untuk Javas, setelah ma

Menghadapi Masalah

Ada banyak cara yang kulakukan ketika aku dihadapkan pada satu masalah besar. Sebagian besar aku selesaikan diam-diam tanpa ada pihak lain yang tau, cukup aku dan partner in crime saat aku tertimpa masalah itu saja. Aku tau problem itu sangat berat dan tidak seharusnya kuselesaikan sendiri. Tapi egoku yang luar biasa tinggi menyebabkan aku ga ingin merepotkan orang lain atau juga agar ketika akhirnya usai, dampak kerusakannya minimal. Dulu, waktu kuliah aku pernah menyelesaikan masalah beratku sendiri (dengan partner in crime itu tadi). Dari mencari informasi, melaksanakan hajat itu dan cooling down kami selesaikan berdua saja. Aku yakin, ga ada yang bisa menduga bahwa aku mendapat masalah besar kalau aku tidak menceritakannya. Masalah hampir sama juga muncul ketika aku bekerja. Dengan partner in crime yang baru, selesai juga masalah itu. Ada seorang yang kuberi tau, tapi ternyata itu hanya jadi langkah salah saja. Semakin sedikit yang tau maka semakin kecil juga tingkat kerusak

Sakit Semua

Gambar
Minggu lalu adalah minggu yang aneh buatku. Setelah selasa dan rabu terpaksa off dari kantor, aku masih saja ngerasa belum fit bahkan sampai sekarang. Lalu hari Rabu-nya, Javas menyusul panas tinggi, Kamis Wisam kena cacar air, Jumat suamiku demam juga dan terakhir Malam Minggu, Detya juga panas tinggi. Jadi, malam minggu itu, semua orang di rumah sedang panas. Dari panas yang slemenget sampai panas tinggi...semua ada.. Seharusnya, Sabtu itu ada acara family gathering di kantorku. Kami sudah mempersiapkan even ini sejak jauh-jauh hari. Kami maksudnya termasuk aku sebagai salah satu seksi sibuk. Ternyata dari awal minggu aku sudah jatuh sakit, ditambah kekacauan pendanaan di awal minggu membuat kami kalang kabut menyusun ulang semua rencana pembiayaan. Alhamdulillah semua akhirnya beres. Dan Detya yang hari Jumat masih baik-baik saja, rewel terus menginginkan untuk ikut bergabung di acara gathering itu. Dia berharap bisa ikut bergabung berdua saja denganku. Aaaa...walaupun aku i

Campur-Campur di Hari Pertama Sekolah

Akhir minggu lalu, aku mengalami berbagai kejadian yang membuat emosiku berubah-ubah. Dari kesedihan dan kekosongan mendadak atas kabar meninggalnya Zeverina, ditambah kesedihan dan kehilangan yang telah terencana atas pulangnya adikku, dan syok mendadak atas suatu informasi yang tidak bisa aku ceritakan disini. Akibatnya minggu pagi kondisiku langsung drop, aku demam. Padahal hari minggu itu aku harus menjemput Detya dan Javas di Terminal Rawamangun setelah berlibur di rumah Neneknya di Kediri. Melihat persiapan suamiku, rupanya beliau ingin langsung mengajak anak-anak jalan-jalan….. Untung saja setelah menyampaikan bahwa aku belum mempersiapkan perlengkapan sekolah anak-anak sama sekali, suamiku akhirnya mau langsung pulang Dengan kondisi yang semakin parah, akhirnya semua urusan persiapan sekolah beres dan kami bisa beristirahat bersama-sama. Senin pagi ini, semua rutinitas sudah kembali. Detya memulai kelas duanya, Javas memulai hari pertama masuk MI dan Wisam masuk Kelompok B

Kepulangan Adikku

Rasanya ga bosan-bosan aku cerita tentang adikku ini. Dulu aku pernah cerita tentang betapa tergantungnya aku kepada adikku ini dan aku juga pernah cerita betapa bersyukurnya aku ketika adikku tetap cari pengalaman di Jakarta dengan menjadi shadow teacher untuk anak berkebutuhan khusus. Nah kali ini aku mau cerita bahwa adik perempuanku ini, besok siang akan pulang kampung untuk selamanya. Ya...besok siang, setelah satu tahun menunda keputusannya karena masih ingin menambah pengalamannya, kali ini dia benar-benar akan pulang kampung. Senin kemaren sebagian besar barang-barangnya sudah dikirim via paket. Termasuk sepeda kayuh yang dulu sering kami pakai bergantian untuk bike 2 work ciledug - lapangan banteng . Sedangkan buku-buku dan barang tidak mendesak lainnya juga dipaketin dalam 2 kardus besar seberat 30kg lebih. Tapi, tadi pagi dia masih mengeluh bagaimana harus packing untuk keberangkatan besok karena ternyata masih banyak barang yang belum terbungkus. Adikku sudah merencan

Mengenang Zeverina

Bagi penggemar KOKI (Kolom Kita) , Zeverina adalah nama yang pasti disebut dengan antusias, karena beliaulah yang menggawangi Kolom Kita dari awal sampai saat terakhirnya. Kenal KOKI pertama kali sekitar pertengahan 2006, dan menjadi pembaca setianya sampai saat ini. Waktu itu KOKI hanya satu kolom kecil bagian dari Artikel Kesehatan di Kompas.com, isinya tentang pengalaman orang-orang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Satu penerbitan bisa terdiri dari 3 artikel dan terbitnya 3-4 kali seminggu. Lama-lama jadi semakin banyak artikel yang tertampung setiap kali upload edisi baru. Artikelnya berisi segala macam rupa tulisan karena konsepnya adalah Citizen Journalism, Siapa Saja Menulis Apa Saja. Pembaca diberi kesempatan untuk berkomentar. Waktu itu aku sama sekali belum mengenal dunia blogging, jadi KOKI adalah satu-satunya wahanaku dalam membaca tulisan orang lain. Setelah setahun lebih membaca KOKI, awal 2008 aku mencoba mengirimkan tulisan tentang pengalaman lucuku waktu

Souvenir Piala Dunia 2010

Pernah liat deretan souvenir Piala Dunia 2010 di Indomaret kan? Dari awal melihat souvenir-souvenir itu, sudah pengen banget beli salah satunya. Entah mug, boneka zakumi gantung, bola, kaos dan sebagainya. Paling engga, boneka gantungnya deh... Tapi waktu itu harganya kok ya terasa mahal. Rp59.900,- untuk barang segede 10 cm. Jadinya sayang untuk beli walaupun ingiiin sekali. Lalu, Sabtu malam kemarin, kami mampir ke Indomaret dan ternyata harga pernak-pernik itu didiskon banyak sehingga harganya jadi affordable. Misal kaos anak-anak jadi Rp29.000,- (dari harga sebelumnya Rp59.900,-) kan lumayan buat kaos anak-anakku. Disamping bisa buat baju keluar, sensasi Piala Dunianya kan ada. Akhirnya setelah kami di kasir, numpuk di situ 3 kaos anak, 1 Zakumi kecil (gantung), 1 Zakumi sedang, bola sepak kecil, 1 mug dan 1 figurin Looney Tunes. itu aja aku masih pengen kaos cewek dan tas besar bergambar Zakumi. Harga diskon ini berlaku sampai tanggal 11 Juli 2010. Setelah itu barang akan

Like Mother Like Children

DETYA Detya : Susah untuk diajak belajar di rumah, tapi fokus di kelas (kata gurunya). Hal ini terbukti ketika ujian semua nilainya baik-baik saja. Kalau dia sama sekali ga fokus di kelas tentu nilainya tidak akan memuaskan, karena ketika kubaca, soal-soal ujiannya cukup rumit dan kalau ga punya daya ingat yang cukup pasti akan kelabakan apalagi malam sebelumnya ga pernah mengulang pelajaran. Aku : Hehehehe..kuingat-ingat lagi, waktu SD - SMP, rasa-rasanya aku hanya belajar di rumah kalau pas ada PR saja. SMA agak mending karena kalau mau ulangan/ujian aku juga belajar, SKS-lah..(sistem kebut semalam). Jaman dulu kan guru itu mengajar kayak monolog saja, menerangkan pelajaran di depan sampai waktunya selesai. Misal aku ga ngerti, aku ga akan berani nanya...(kebanyakan di-sstttttt sama ibuku kalau pengen nanya segala hal). Untungnya aku bisa melewati semua masa sekolahku dengan baik-baik saja. Jadi sampai saat ini aku ga tega untuk membuat Detya rutin belajar setiap malam, secara