Laskar Pelangi

Kupikir setelah 3 minggu, antrian di bioskop untuk laskar pelangi sudah menurun..makanya kemaren niat ngajak anak-anak nonton bareng. Walaupun perlu proses dan usaha keras mengajak anak-anak fokus nyiapin berangkat, akhirnya kami bisa berangkat keluar.

Nyampe di Puri Mall, langsung antri untuk yang jam 12.30 tapi ternyata tinggal 2 baris di depan saja yang tersedia jadi kami putuskan untuk nonton sesi berikutnya. Detya semangat sekali karena temannya sudah cerita tentang film ini. Aku sih sudah yakin pasti film ini beda dengan buku indah yang kubaca jadi kalau ga demi anak-anak, aku malez banget nonton. Finally jam 14.10 kami sudah masuk ke dalam bioskop.

Anak-anak semangat aja tapi wisam langsung ngumpet di pelukan karena dia selalu takut dengan suara keras...kalo ada alarm mobil bunyi...atau bel pagi bunyi..dia langsung aja ngumpet. Apalagi suara di dalam gedung yang menggelegar langsung aja membuat dia diam tak bergerak di pelukan. Bahkan elusanku dipunggungnya, ditolak oleh Wisam. Dia hanya diam merangkulku. Jadilah sepanjang film aku dengan posisi menggendong sampai akhirnya 30 menit kemudian Wisampun tertidur.

Benar juga perkiraanku, cerita filmnya beda dengan khayalanku but at the end...lumayan menarik lah. Suamiku aja sampai ketawa terbahak-bahak... I wish dia mau baca bukunya..pasti lebih lucu dan menarik...

Malamnya, Detya ingin dibacain novelnya langsung dan kami berjanji setiap malam akan membaca satu bab atau sekuatnya.. Tapi reaksi Detya pertama adalah.."Mana gambarnya Bunda..kok tulisan doang.." Yaaah....dia belum tertarik cerita setebal itu dan aku sendiripun bingung untuk membacakan cerita itu karena sebenarnya cukup serius untuk dibacakan sebagai cerita pengantar tidur..

Yang jelas...aku ingin sekali anak-anakku suka membaca tapi sampai saat ini susah sekali memotivasi Detya untuk mengeja sendiri.. Dia lebih suka dibacakan dan kalaupun mau mengeja tidak sampai satu kalimat penuh dia udah bosen...Gimana dong..?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog