Baby Blues..

Sungguh...sebelum melahirkan anak pertama dulu aku sudah baca-baca tentang baby blues..dan bersiap menghadapinya.... tapi ternyata ketika terjadi...teori-teori itu ga mempan semuanya... perasaan itu muncul begitu saja dan hilang seiring waktu... (ga lama kok...sekitar 2 mingguan..)

Bookmark favoritku..LEA..rupanya juga mengalaminya..biasanya tulisan-tulisannya ga pernah menunjukkan kelemahan dia..ada satu tulisan agak mellow tapi cuma muncul beberapa jam saja. Habis itu langsung ga muncul lagi.. Tapi yang ini...sudah dua kali posting inti isinya ya itu tadi...baby blues..

Hmmmm....aku bisa memahami dan dari sebagian besar yang ngasih komen rupanya juga memahami kondisi ini. Kalau aku siy, baby blues ini kejadian pas anak pertama. Betapa panik rasanya ketika berjuang keras untuk mengeluarkan si jabang bayi tapi salah ngejan melulu (beeghh...sampai anak ketiga pun tetep ga lancar...). Dan ketika akhirnya si bayi keluar dengan sukses..tetep..ga langsung konek.

Aku inget banget ketika proses kelahiran Detya dulu. Harus induksi karena air ketuban sudah minim dan perlu 2 hari sampai akhirnya induksi itu menunjukkan hasil. Dan ketika harus mengejan, suster berulang kali membentak aku agar jangan berputus asa (siapa juga yang putus asa..sinting..! wong ini karena ga bisa-bisa...), ditambah suamiku yang ada disampingku ikutan melotot dan membentakku (deuuuh...sakit ati banget...jadi pas lairan anak kedua sampe ngasih syarat..kalau suamiku ga suportif pas di kamar bersalin...mending ga usah nemenin aja deh..)..rasa-rasanya...yang membuat aku nangis waktu itu bukan rasa sakitnya..tapi suster dan suami yang galak....
Maka hasil akhir ketika si kecil lahir adalah bintik-bintik merah di mata, muka, leher dan pundakku akibat salah mengejan...(dan dua minggu kemudian baru ilang..).

Malam kedua, Detya sekamar denganku..dan malam itu dia nangis lama ga brenti-brenti..aku sudah coba nyusui, gendong diayun-ayun, ditepuk-tepuk..tetep aja nangis ga mau diem..dan akhirnya jam 11 malem aku panggil suster untuk nangani dan sejam kemudian dia dikembalikan padaku dengan kondisi yang bersih (dibedong seluruh kepala dan badan) nampak cantiiiiiiikkkk sekali dan anteng...yang bisa kulakukan hanya bisa nangis menyesali diri kenapa aku ga nyadari bahwa dia terlalu haus dan ASIku belum keluar...

satu hal yang nambah baby bluesku..aku memilih RS Harapan Kita karena aku asma (jadi biar gampang penanganan lanjutan jika asmaku kambuh) dan aku pake askes (nyatanya ga mbantu sama sekali...). Karena askes maka cuma bisa masuk kelas 3 yang sekamar isi 6 tempat tidur dan ga boleh ada yang nemenin sama sekali...kebayang ga siy..habis lairan seperti itu harus sendirian dan apalagi besoknya si bayi gabung...lengkaplah kebingunganku...ga bisa ngapa-ngapain..ga ada yang bantuin...perawat cuma datang kalau dipanggil..dan manggilnya mesti manual alias keluar sendiri...hiks...

Dua hari kemudian balik ke rumah sudah ada ibu dan mertuaku...dan peraturan-peraturan mertuaku bikin aku makin nangis....makin baby blues..sampe bikin aku berontak pertama kali pada suamiku..dari yang sebelumnya berusaha memenuhi apapun yang diinginkan suamiku...menjadi dewi yang independen lagi.. Aku merasa suamiku ga mendukungku sama sekali malah menyetujui semua peraturan ibunya yang menurutku ga masuk akal..

Baby Bluesku mereda ketika mertuaku pulang dan selanjutnya ibuku pun menyusul pulang. Jadi saat detya berumur 3 minggu, aku sudah merawat dia sendiri tanpa satu orang pun yang bantu... dan semuanya ternyata berjalan lancar dan menyenangkan. Suamiku pun kembali menjadi laki-laki helpfull seperti biasanya yang ga segan-segan berbagi pekerjaan domestik denganku..

Dari baca cerita Lea tentang keadaannya..aku rasa dia mesti menyadari bahwa suaminya sangat-sangat suportif dan mertua yang bener-bener ngerti kondisi mantunya.. sehingga kupikir baby bluesnya ga akan lama lagi..asal dia sabar sedikit saja lagi dan menurunkan egonya..

Tentang ASI, tidak satupun anakku yang bisa dapat ASI full 2 tahun, Detya hanya 6.5 bulan dan berhenti ketika aku positif hamil Javas. Javas sendiri berhenti ketika pas 1 tahun karena ASIku sangat-sangat menyusut dan aku sudah ga tahan lagi menghadapi puting sobek yang terus menerus berdarah setelah bertahan 3 bulan penuh. Untuk Wisam..hmmm..hanya 7 bulan..disamping puting sobek mulai kualami lagi...aku harus training 3 minggu di Manila.. Aku ga menyesali walau ga bisa 2 tahun karena minimal 6 bulan sudah kupenuhi semuanya..

Dan sekarang, mereka adalah buah hati yang sangat luar biasa...I luv 'em all...

Komentar

  1. bagaimana menyembuhkan puting yang sobek?? karena puting saya juga sedang sobek sebagian... :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog