Addicted to Coffee

Aku ga inget sejak kapan aku suka ngopi, karena dari kecil sampai kuliah aku ga pernah tiap hari minum kopi...hanya kadang-kadang saja. Kenyataannya sekarang, aku ga bisa melepaskan diri dari kopi ini. OK, kopi yang kuminum tidak sekelas, kopi asli yang kental dan item itu. Aku cukup minum kopi instan sebangsa nescafe atau torabika capucino, atau kapal api duo plus susu. Hayah..pokoke cuma kopi sasetan itu deh..

Tapi ternyata, biarpun cuma kopi sekelas itu, jika sehari aja ketelatan ga ngopi ternyata bisa bikin kepalaku pusing dan jadi migren...belum lagi kantuk yang menyerang dan terutama...rasa malas memulai kerjaan di pagi hari. Kupikir ini hanya masalah sugesti saja, kalau sedang males...ya males aja. Ga pake alasan karena belum ngopi.

Beberapa bulan lalu, tepatnya Oktober 2008, aku dapat coffeemaker gratis gara-gara ngumpulin poin dari tinta printer HP. Akibatnya tiap hari bikin kopi dari bubuk kopi asli. Dan karena bikinnya seteko, maka komitmen untuk minum kopi maksimum sekali sehari jadi ga tercapai. Temen-temen seruangan pada ga ada yang nyentuh kopi yang seteko itu, jadi karena sayang daripada kebuang maka sehari bisa empat sampai lima cangkir...kopi asli..bukan instan lagi.

Dan demi kopimeker itu, aku nyobain kopi bubuk dari berbagai daerah, dari Bali, Medan, Toraja, Lampung...pokoknya setiap temen dinas luar kota, aku nitip dibeliin kopi bubuk asli dari daerah itu. Dan istimewanya pake kopimeker, rasa kopi itu bener-bener muncul. Artinya, aku ga perlu banyak gula untuk menahan rasa pahit kopi, tapi gula hanya secukupnya sekedar melengkapi rasa kopi yang sudah ada (walau aku juga ga sanggup kalau tanpa gula). Apalagi kalau pakai brown sugar...lebih nikmat..(brown sugarnya dapet ngambil segepok dari hotel saban kali konsinyering...hmmm...ga modal blas..)

Nah, gara-gara kopimeker ini aku jadi makin takut kalau konsumsi kopiku ini jadi berlebihan. Karena kalau baca tentang makanan-minuman yang mempercepat pertumbuhan kanker...ya salah satunya kopi ini... Maka aku hentikan rutinitas bikin kopi via kopimeker...(sedih juga siy...karena sudah terlanjur merasakan nikmatnya kopi asli..) dan kembali ke kopi sasetan.

Eniwei...menyadari bahaya kopi, pengennya aku ga ngopi sama sekali. Cukup air putih sebanyak-banyaknya atau bikin jus buah asli di rumah (maksudnya tanpa gula gitu...). Tapi rupanya taraf kecanduanku ini parah banget...aku tetep ga bisa melepaskan diri dari kopi sasetan ini. Tiap pagi aku mencoba hanya meminum apa yang tersedia di meja (yaitu air putih) dan meniadakan stok kopi saset di laci, akhirnya malah bela-belain ke kantin buat beli kopi lagi...

Hiks...bahkan ketika chatting dengan temanku yang suka ngopi malah dipanas-panasi buat nyoba kopi luwak asli..(maksudnya yang bener-bener dikeluarin oleh luwak..). Harganya bisa mencapai $70 sekilonya... Wedew, walau suka kopi, rasanya belum serela itu deh buat ngeluarin 700ribu cuman buat beli kopi...(mending nabung buat vaksin kanker serviks deh..). Aku juga belum serela itu buat nyoba ngopi di Starbuck atau kedai kopi yang lain. Cukup torabika capuccino yang sesachet cuma 1.300 saja...(qiqiqiqi....perhitungan banget ya..)

BTW, kalau masih perhitungan buat ngopi mestinya aku ga bisa mengklaim bahwa aku addicted to coffee ya...

Sooo...sekarang ini sedang mencoba ngurangi konsumsi kopiku...dengan mengganti jadi konsumsi teh Tarikk instan...(halah sama saja......tetep aja merangsang si kanker buat bertumbuh...mana hidup sehatnya...)...






Komentar

  1. mungkin mbak kecanduan nikotin pada kopi kalee, btw susah loh mbak klo meninggalkan kebiasaan, pst ntar balik lg,he.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog