Surat Cinta Anak Gadisku

Kemaren sore, ketika menunggu suamiku jemput sepulang kantor, aku ajak anak-anakku untuk menunggu di kantorku saja. Mereka setuju asal boleh bermain komputer. maka ketika sampai di ruanganku, Detya langsung ingin menulis di komputer sedangkan Javas, bermain kertas seperti biasanya.

Ga berapa lama, Detya minta ditemani menulis dan di layar komputer sudah ada tulisan seperti ini:

FA, aku suka sekali sama kamu soalnya kamu itu putih

dan dia minta ditemani untuk terus mengetik sehingga menjadi seperti ini :

FA, aku suka sekali sama kamu soalnya kamu itu putih tapi ko kamu suka sama A. Padahal aku orangnya baik lo, tapi cuma N aja yang bilang aku ga baik.

Selama membantu Detya menulis, berbagai pikiran berkecamuk di otakku....
pikiran pertama.....OMG, anak gadisku udah mulai suka-sukaan...bagaimana ini?
pikiran kedua.....wedew...kok udah menilai masalah kulit gini ya?..pantesan tadi sempat nanya-nanya apakah kalau sudah dewasa nanti kulit kita bisa berubah jadi putih...(hiks...efek iklan yang menyesatkan..)
pikiran ketiga.......yaelah...anakku udah bisa promosi diri sendiri...

Setelah itu, aku hanya bisa membantunya ngeprint dan Detya langsung melipatnya dengan rapi dan menulis alamat suratnya dengan tangan dengan ditambahi kalimat "Maaf ya kalau kamu ga suka, balas aja lewat komputer"...hmmmm, apa coba maksudnya?

Aku ga tahu harus memulai darimana, karena suatu waktu aku pernah diskusi dengan Mbak Devi, dan dia bilang wajar jika sudah mulai bisa menilai sosok anak laki-laki seperti apa yang menarik. Waktu itu aku ga terlalu intens membahas karena Detya masih asyik aja berteman dengan banyak teman laki-laki, tidak spesifik menyebut satu anak tertentu.

OK, masalah suka kepada lawan jenis ga terlalu jadi bahan pemikiranku karena kami sering diskusi masalah pertemanan baik dengan sesama jenis ataupun lawan jenis. Satu hal yang membuat keningku berkerut adalah masalah stereotip kulit putih....

Sekecil ini sudah concern masalah kulit, gimana jika besar nanti? Suatu ketika, pas javas masih belum 4 tahun, dia pernah mempertanyakan "Apakah aku ini anak Bunda juga, kok aku hitam sedang Mbak Eta dan Wisam kulitnya putih?". Aku menjelaskan tentang keberagaman ciptaan Allah dan Javas bisa mengerti.

Tapi pendapat Detya ini hubungannya dengan anggapan bahwa orang yang menarik itu adalah yang kulitnya putih. Jadi ketika si FA ini berkulit putih, dia jadi suka sedangkan karena kulit Detya tidak seputih FA, dia berharap ketika dewasa kulitnya jadi berubah sehingga dia gampang disukai. Menurutku anggapan seperti ini lebih mendesak untuk segera diberi pengertian agar dia menjadi open mind. Tapi aku ga ngerti caranya gimana...

Tsaaahhh...jadi orang tua memang ga ada manualnya...semua hal mesti dikira-kira sendiri gimana menyelesaikannya. Banyak diskusi dengan yang lebih pengalaman dan harus pintar menarik pelajaran dari sekitar kita....

Seandainya ada SOP untuk jadi orang tua, sehingga jika nemu masalah seperti ini, tinggal buka manual dan menjalankan petunjuk yang ada...

Waaaaaaaaaaaaaaaaa...ada yang bisa ngasih saran ga? dari semalem udah nyelipin dikit-dikit siy..tentang berteman dengan semua orang, tentang pentingnya bersikap baik biar banyak teman, atau tentang penampilan bukanlah yang utama... tapi aku ngerasa itu belum cukup...dan memang diskusi masalah seperti ini ga cukup kalau cuma semalam saja...mesti tiap saat, setiap kali ngobrol bersama....

Komentar

  1. oh oh oh lucunya :D iya mbak... musti diajak komunikasi tiap hari... pancing dengan ajak cerita tentang teman dan pancing pakai cerita karangan... biar dia terbiasa buat cerita juga dan ga merasa ada halangan...

    rugi kalau ibu ga deket sama anak perempuannya... rugi di ibunya, rugi di anaknya... :D

    BalasHapus
  2. ehh ehh eh mbak, btw anaknya cantink ndak?? akuh jomblo loh n aku tuh baik hati loh, kalo ndak percaya tanya aja ortuku,xixixixi *promosi euy*

    BalasHapus
  3. jadi inget, aku sempet punya niat posting soal kulit2 putih ini juga. emang miris ya sama stereotype di masyarakat hasil cuci otak media :(

    BalasHapus
  4. Jaz wanna say Hai, salam kenal dari Semut, Jeng..

    BalasHapus
  5. hm...mbak..tar juga ilang sendiri kok...terus di tengah2 kelas 1 tar muncul lagi centilnya (ini Rahma ya, kalo dhiya kok enggak ya?)
    Rafif juga dah mulai kok...
    stay cool...selama gada omongan2 yg harus diwaspadai (sebangsa di inetron itu lo)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog