Menjadi Trainer...Part 3

Ternyata benar kata Bang Nh18, bahwa menjadi trainer itu bisa mengasikkan asal kita paham bener materi yang mau kita tunjukkan.... dan mengingat materi tentang Hibah ini benar-benar aku kerjakan dan dua tahun ini kami diskusikan lebih detil lagi untuk bikin aturan yang sesuai..maka rasanya seperti berbagi apa yang aku ketahui kepada orang yang hanya tau sekilas...

Tentu saja, jika peserta ga merespon dengan baik, maka aku akan serasa bikin monolog di depan kelas...dan untungnya, peserta training itu cukup ngerti tentang hibah sehingga respon mereka membuat suasana di kelas tidak membosankan.

Aku teringat waktu training 6 minggu kemarin dengan berbagai macam karakter trainer dan tidak semua menyenangkan untuk disimak. Ada yang memakai gaya mengajar pancasila yang bikin aku ngantuk setengah mati dan giliran aku mempertanyakan pendapat beliau, beliau tidak menjawab dengan tuntas dan malah memintaku menghentikan diskusi sampai sekian saja. Ada yang kocak abis menceritakan jaman dia muda dulu, yang memang membuat kami segar bugar tanpa kantuk, tetapi apa yang seharusnya diajarkan malah ga tersampaikan. Ada yang guyonannya selalu menyerempet yang saru-saru sehingga selalu bisa gerrr suasana kelas, tapi karena beliau perempuan, aku jadi jengah sendiri. Ada juga yang selalu menceritakan siapa saja pejabat yang beliau kenal sehingga aku lebih memilih mainin fesbuk daripada denger beliau show off gitu.

Itulah yang membuat aku kawatir...bisakah materiku tersampaikan tanpa membuat peserta terkantuk-kantuk atau tertawa gerrr tanpa guyonan saru? Untungnya, kurikulum yang ditentukan penyelenggara (setelah diskusi dengan narasumber dari kami) cukup membantuku untuk menyusun materi presentasi. Dan dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan, aku bisa mengira-ngira, sejauh mana materi akan aku sampaikan. Dan benar, kekawatiranku tentang 'apakah aku bisa menyampaikan materi dengan baik jika waktunya sebanyak itu' ternyata tidak beralasan. Dengan pengalaman yang telah kulalui selama hampir 5 tahun di bidang tugas ini, maka akan sangat banyak yang bisa aku bagi tentang real experience. Jadi aku bisa bercerita tentang banyak hal tanpa takut waktu belum habis tapi materiku udah selesai...

Pfuihhh....suamiku banyak men-encourage agar aku ga usah kawatir tentang hal-hal seperti itu. Dia ingat jaman kuliah dulu bahwa untuk materi yang bisa diberikan dalam satu hari justru diberikan dalam satu semester sendiri. Jadi dia pikir, dosennya dulu memanjang-manjangkan cerita agar bisa sampai satu semester. Maka aku ga usah kawatir kalau harus memberi materi dalam satu hari.

Setelah itu, aku dengar acara di talk show di radio bahwa agar kita sanggup menghadapi masalah maka jalani saja masalah itu. Jangan dihindari karena membuat kita jadi ga terlatih.

Dengan bekal itu, aku jalani permintaan jadi trainer itu dan hasilnya....tidak seseram yang aku bayangkan...semuanya mengalir lancar dan hmmm....meng-quote Bang NH18..."Jadi Trainer itu Fun lho...Sumpah"

Komentar

  1. agar kita sanggup menghadapi masalah maka jalani saja masalah itu. Jangan dihindari karena membuat kita jadi ga terlatih.

    aku suka banget sama kalimat ini mbak. masalah kalo dihindari bukannya selesai, cuma ngulur2 waktu aja, akhirnya mesti dihadapi juga toh? jangan2 udah plus bunganya krn kelamaan...

    BalasHapus
  2. wah jadi trainer fun ya?
    aku seneng liat para trainer yg ngomong dan menyemangati bisa menghasilkan :D
    salam kenal :)

    BalasHapus
  3. Bener kan Bu ...
    Being a Trainer is Fun ...
    Kuncinya cuma satu ...
    Anggep aja lagi ngobrol sama sesama walimurid di koridor sekolahan ...
    Dan kalaupun kita tidak tau jawaban dari pertanyaan para trainee ... ya sah-sah aja Trainer juga manusia kan ???

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog