Mengenang Zeverina

Bagi penggemar KOKI (Kolom Kita), Zeverina adalah nama yang pasti disebut dengan antusias, karena beliaulah yang menggawangi Kolom Kita dari awal sampai saat terakhirnya.

Kenal KOKI pertama kali sekitar pertengahan 2006, dan menjadi pembaca setianya sampai saat ini. Waktu itu KOKI hanya satu kolom kecil bagian dari Artikel Kesehatan di Kompas.com, isinya tentang pengalaman orang-orang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Satu penerbitan bisa terdiri dari 3 artikel dan terbitnya 3-4 kali seminggu. Lama-lama jadi semakin banyak artikel yang tertampung setiap kali upload edisi baru. Artikelnya berisi segala macam rupa tulisan karena konsepnya adalah Citizen Journalism, Siapa Saja Menulis Apa Saja. Pembaca diberi kesempatan untuk berkomentar.

Waktu itu aku sama sekali belum mengenal dunia blogging, jadi KOKI adalah satu-satunya wahanaku dalam membaca tulisan orang lain. Setelah setahun lebih membaca KOKI, awal 2008 aku mencoba mengirimkan tulisan tentang pengalaman lucuku waktu SMA untuk KOKI Hahahihi, satu bagian dari KOKI yang berisi tentang pengalaman-pengalaman lucu. Dan hanya beberapa hari setelah tulisan 2 paragraf itu kukirim, ternyata langsung diupload oleh Zeverina untuk edisi terbaru. Saat itu, aku teringat ketika hari minggu sedang jalan di sebuah mall dan melihat ada warnet, maka aku langsung buka Kompas.com untuk mencari KOKI terbaru, betapa senangnya saat itu, senyam-senyum sendiri ketika melihat artikelku muncul. Lalu sejak saat itu, berusaha mencari topik menarik untuk ditulis dan dikirim ke KOKI. Waktu itu hit KOKI bisa sampai 3 juta lebih perhari yang berasal dari seluruh pelosok dunia, dan penulis yang mengirim artikel sungguh sangat banyak sehingga sangat sulit untuk bisa menembuskan artikel di KOKI untuk ditayangkan.

Baru pada bulan April 2008, aku memulai dunia per-blogging-an. Walau tetap mengikuti KOKI sebagai bacaan utama dan tetap berusaha mengirim salah satu tulisan di blog untuk KOKI, tapi hasrat menulis sudah tertampung melalui blog. Jadi tidak terlalu ngoyo lagi untuk mengirim artikel ke KOKI.

Aku juga mengikuti semua masa naik turun KOKI dan mengikuti semua komentar positif maupun negatif untuk Zeverina. Sungguh aku salut atas kesabaran Zeverina mengelola KOKI dengan segala huru-haranya. Sehingga waktu peringatan Kartini tahun 2008, teman-teman KOKI-ku mengajak bikin satu artikel khusus untuk Zeverina. Artikel ini isinya sepatah dua patah kata tentang masing-masing kokiers terhadap Zeverina, dan aku sendiri tidak bisa mengungkapkan perasaanku terhadap Zeverina dalam sepatah dua patah kata. Membicarakan Zeverina, tidak bisa hanya sebaris dua baris. Inilah pendapatku tentang Zeverina:

============================================================

Zeverina…Kartini masa kini

Semenjak membaca Tetralogi Pulau Buru, saya mencoba untuk membaca karya-karya Pramudya yang lain. Terutama “Panggil Aku Kartini Saja”, karena selama ini yang saya ketahui tentang Kartini ya cuma dari bacaan wajib pelajaran IPS/sejarah sejak SD sampai SMA. Menurut saya pelajaran sejarah tentang Kartini ya hanya begitu-begitu saja, saya tidak merasa ada yang istimewa dengan Kartini karena saya berpikir dari kondisi yang saat ini saya jalani. Bahkan saya sempat berpikir bahwa apa istimewanya Kartini..toh dia tidak menolak untuk menjadi istri kesekian? Dari membaca buku Pram maka saya merubah sudut pandang saya dengan membayangkan diri saya berada pada situasi saat Kartini hidup… dari sini saya dapat memahami betapa istimewa-nya Kartini. Sekali lagi, cara bertutur Pramudya membuat saya berpikir ulang tentang semua tokoh pembaharu.

Demikian juga ketika saya memikirkan tentang Zeverina, seseorang yang bentuknya bagaimana tidak pernah saya ketahui. Tapi dari cara Z menggawangi Kolom Kita maka saya bisa menganalogikan Z dengan Kartini yang saya baca dari buku Pram. Bagaimana tidak? Kalau Kartini menjadi dikenal karena surat-suratnya kepada beberapa orang sahabatnya dengan menggunakan bahasa Belanda (bukan bahasa ibu), maka Z mengundang orang sedunia untuk mengirim artikel apapun dan kemudian menyusunnya hingga seperti sekarang ini. Z sendiri pun sering memberi sambutan atau cukilan buku yang menunjukkan kualitas diri Z pribadi. Ketika Kartini menggalakkan usaha ukiran di Jepara dan menyalurkannya ke Belanda sehingga bisa dikatakan Kartini ini seorang entrepreneur wanita, maka Z menyelipkan artikel-artikel motivasi ataupun tips-tips untuk berusaha (usaha restoran, main saham,dll) sehingga bisa menjadi panduan pembaca untuk sukses. Ketika Kartini berusaha mengajari perempuan-perempuan di sekitarnya untuk belajar baca dan tulis, maka Z selalu membuka kesempatan bagi orang Indonesia di seluruh dunia untuk mulai belajar mengemukakan pikirannya dalam bentuk tulisan. Ketika Kartini harus menjadi istri kesekian dan dia harus menerima keputusan itu dengan lapang hati, Z menerima semua protes bahkan caci maki, yang ditulis tanpa berpikir, dengan hati lapang dan emosi yang terkelola dengan baik (untuk ini, saya benar-benar tidak habis pikir kenapa Z bisa sesabar itu).

Rasa-rasanya semua yang dilakukan Kartini pada jaman dulu, juga dilakukan Z dalam bentuk yang berbeda. Bagi saya Z adalah salah satu pembaharu di zaman sekarang karena ketelatenannya dalam memperjuangkan sesuatu yang baru. Terakhir, jika Kartini terkenal dengan istilah “Habis Gelap Terbitlah Terang” , maka Z patut dikenal dengan slogannya “Citizen Jurnalism, Siapa Saja Menulis Apa Saja”.

============================================================

Lalu, kemarin malam ketika iseng membuka fesbuk, aku membaca status teman KOKI-ku yang berisi "Selamat Jalan Zeverina....".....hatiku langsung terasa kosong.... aku ingin cerita kepada seseorang, tapi dirumah tidak ada yang tau tentang Zeverina dan Kolom Kita....jadi aku hanya terdiam dan langsung cari berita sana sini dan ternyata benar...KOMPAS.COM memastikan berita meninggalnya Zeverina.

Dari berita kompas itu aku baru bisa mendapat gambaran lebih jelas tentang Zeverina, perempuan tegar yang ternyata sudah beranak dua yang menjelang remaja. Memang sejak Zeverina mengundurkan diri dari Kompas karena KOKI dan selanjutnya berusaha menggabungkan KOKI ke dalam DETIK, Zeverina sudah tidak bisa begitu aktif lagi. Sedang tidak bisa berperan fulltime, katanya. Dari komentar-komentar di artikel Zeverina, aku tau bahwa dia sedang sakit dan butuh perawatan terus menerus. Bukan kanker katanya, hanya sakit yang perlu perawatan, selalu itu yang dibilang ASMOD yang juga saudara Zeverina. Kami tidak pernah tau apa sakitnya Zeverina, tapi doa kami selalu kami tujukan untuk kesembuhan Zeverina. Baru sekitar April lalu kami tau bahwa kanker-lah yang membuat Zeverina harus menjalani perawatan.

Ternyata Tuhan berkata lain, Zeverina harus berpulang kepada-Nya....dan kami semua bagai anak-anak yang kehilangan induknya....

Zeverina......terima kasihku untukmu yang dapat menumbuhkan semangat menulis bagi semua orang, belajar untuk tak hanya berbicara dengan baik tapi juga menulis dengan santun tanpa menyakiti siapapun..

Selamat jalan Zeverina...semoga kamu mendapat tempat terbaik disisi-Nya... Love you...

Komentar

  1. turut berduka atas kepergiannya mbak. Di balik kedukaan, aku selalu 'iri' sama mereka yang pergi dengan meninggalkan kesan2 yg indah bagi mereka yang masih hidup :')

    BalasHapus
  2. Indahnya kepergian mamak Z, yang senantiasa menjadi kenangan Kokier's seluruh DUNIA.
    Selamat jalan ZEV, Tugas telah selesai . .. . .
    insya Allah ada yang melanjutkan nya.

    kembangjambu
    samarinda

    BalasHapus
  3. OMG mbak Deeeeww.... ternyata almh. Zeverina itu istrinya temenku di kantor!!! aku bener2 baru tau :'(

    BalasHapus
  4. aku masih punya file sejak pertama kali diluncurkan di KCM.
    dan saat ini sedang rapi-rapi file agar bisa dikliping.

    kembangjambu
    samarinda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog