Akhir Tahun Ajaran


Alhamdulillah...anak-anak sudah menerima laporan akhir tahunnya...Detya dengan nilai yang lebih baik dari semester lalu, tentu saja naik kelas masih dengan peringkat yang sama dan dengan alasan yang sama juga....Yaaaa...itu salah kami sendiri yang tidak bisa menyediakan Detya waktu yang normal selayaknya anak-anak lain. Dengan prestasi itu, aku sudah sangat bersyukur. Satu yang jadi bahan diskusiku dengan wali kelasnya adalah tentang Detya yang sudah jarang bercerita tentang segala hal di sekolah. Aku kawatir, jika ini dibiarkan, kami jadi jarang curhat-curhatan lagi dan aku jadi tidak tau bagaimana perasaan hatinya saat ini. Aku harap sikap rahasia Detya berkurang agar aku bisa tau segala hal tentang Detya lagi.

Gurunya bercerita bahwa sepertinya semua murid kelas dua juga mulai menyimpan cerita hanya untuk teman dekatnya saja, tidak mau berbagi cerita dengan guru. Beliau menyarankan agar aku saja yang searah dulu bercerita tentang keseharianku untuk memancing mereka cerita. Well, sudah aku lakukan sih, tapi sepertinya kurang intens. Harus lebih intens lagi kalau gamau anak gadisku semakin berahasia padaku, terutama tentang lawan jenis.

Untuk Javas sendiri, walau ketika menyampaikan laporan sambil meminta kami menandatangani kesepakatan dengan sekolah untuk selalu terlibat dalam pembelajaran Javas agar bisa mengikuti kelas dua dengan baik, wali kelas berulang-ulang menekankan bahwa sebenarnya Javas sangat mengerti dan tidak terlihat adanya tanda-tanda bahwa dia memerlukan kebutuhan khusus. Tipe Javas adalah auditory sehingga walau dia seakan-akan tidak ada perhatian ke pelajaran saat itu, dia mendengarkan dengan baik dan ketika recalling, dia dapat menyampaikan kembali apa saja yang tadi dipelajari (ketika dia sibuk menggambar mobil)

Namun apabila kami ingin mencari tau ke profesional apakah Javas perlu kebutuhan khusus, beliau tidak melarang bahkan menyambut baik keinginan kami untuk mengetahui masalah Javas sejak dini.

Pada akhirnya, beliau minta agar nanti ketika kelas dua, kami selalu memonitor perkembangan Javas dengan diskusi seminggu sekali bersama walikelasnya sehingga perkembangan Javas dapat dimonitor terus menerus dan segera dicari jalan keluar jika mengalami hambatan.

Mengingat tipe Javas adalah auditory maka gurunya menyarankan agar kami menyiapkan kliping di rumah yang berhubungan dengan materi saat itu. Kliping itu diberi penjelasan ringkas dan dipasang di tembok sehingga setiap saat bisa termonitor Javas dan akhirnya terbaca dan termengerti dengan baik.

Umumnya, anak-anak kelas satu dan dua sangat memerlukan aplikasi nyata dari teori yang diajarkan di sekolah. Dengan kliping yang merupakan wujud nyata dari pelajaran di sekolah, anak-anak dapat mengkaitkan langsung antara teori dengan kenyataan.

Well...I can do that.....

Aku sangat berharap bahwa apa yang disampaikan gurunya bahwa Javas baik-baik saja dan sangat bagus di Matematika dan IPA, akan memudahkanku dalam menemani Javas belajar. Tinggal semangatku sendiri yang harus terus menyala untuk dapat menemani pembelajaran Javas.

Love you dear Javas....mari kita sama-sama semangat menyongsong kelas dua nanti....

Komentar

  1. Ibu ...

    Selamat ya ...
    Yang jelas ... kita terus monitor perkembangan anak-anak kita kearah yang lebih baik ...

    Saya yakin ALLAH itu telah membekali anak-anak dengan kemampuan beradaptasi dan belajar dari lingkungannya ...

    Salam saya Bu

    BalasHapus
  2. Harus memonitor terus, ya mbak. Duh.. duh.. makin banyak kerjaan yang harus dilakukan. Makasih ya sharenya.
    Tapi bener loh, mbak, manfaatin benar2 kala anak balita karena setelah SD, mereka jadi agak tertutup. Seneg sekali punya guru yang sebaik itu. Mau bersharing dengan wali murid.

    BalasHapus
  3. mbak...langganan koran berani aja...

    susah nyari kliping di koran biasa hehehe...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog