Anak Perempuan II : Anakku Sendiri

Dua tahun lalu saat aku menghabiskan lebaranku di rumah Mertua, aku bisa memahami kenapa seorang Ibu ingin punya anak perempuan. Aku mengamati bahwa seorang anak perempuan adalah tambatan hati untuk Sang Ibu. Yaaah..saat itu yang aku amati adalah diriku sendiri dibandingkan Mertuaku yang tiga anaknya laki-laki semua. Saat itu aku di rumah Mertuaku dan merasa bahwa aku tidak bisa senyaman ketika di rumahku sendiri. Pada akhirnya anak perempuan akan menjadi kebutuhan luar biasa disaat seorang Ibu beranjak tua.


Saat ini aku ingin berbicara tentang anak perempuan dari sisi kebutuhanku terhadap anakku sendiri.
Sepulang kerja kemarin, tiba-tiba aku merasa tidak enak badan dan terasa mau demam. Maka sepanjang perjalanan pulang naik taksi, aku hanya berdiam diri memejamkan mata mencoba istirahat. Namun keadaan semakin memburuk ketika kami sampai di rumah.

Aku ga bisa melakukan apa-apa kecuali bergelung dibawah selimut dan menggigil tidak karuan. Dan saat ga ada satu orang dewasapun yang membantuku, Detya dengan cekatan mengurusku. Menyelimutiku, menyiapkan air minum bahkan merebus air agar aku bisa minum air hangat. Menelepon ayahnya menyampaikan keadaanku dan mengurus adik-adiknya agar membiarkanku istirahat.

Entahlah, demam tadi malam itu benar-benar membuatku tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal Wisam masih belum makan...padahal gaada makanan apapun di rumah. Dan Detya, langsung menanggapi ketika kuminta mengurus makan malam adiknya. Yaa..walau cukup dengan beli nasi goreng yang lewat depan rumah...tetap saja aku merasa sangat bangga ketika dia melakukannya dengan baik dan bertanggung jawab.

Detya pun juga segera menyiapkan keperluan sekolahnya besok pagi dan menyiapkan tempat tidurnya. Walau pada akhirnya anak-anak tidak tidur tepat waktu karena ga ada yang nemenin tidur...tetap saja tadi malam itu momen luar biasa yang membuatku sangat bersyukur punya anak perempuan.

Bagaimanapun Detya baru 8 tahun dan aku sudah bisa mempercayai dia untuk mengurusku dan adik-adiknya..

Jadi wajar kan jika aku merasa bangga luar biasa...

Komentar

  1. Sangat Wajar BU ...
    Detya ... pada umur yang masih belia tersebut ...
    sudah punya rasa tanggung jawab yang besar ...

    Detya Good Girl ...

    En Bu Dewi ... semoga lekas sembuh ya Bu ...

    Salam saya

    BalasHapus
  2. Ah senangnya punya anak perempuan ...
    Rumah pasti berbeda dengan adanya anak perempuan ya Bu ...

    (sambil menunggu ... kira-kira berapa tahun lagi ya saya bisa punya mantu perempuan nanti ... )
    hahahaha

    Salam saya

    BalasHapus
  3. senang sekali ya punya anak yang sudah berpikiran dewasa

    BalasHapus
  4. Detya anak yang baik. Ah, tante semakin ingin memiliki anak perempuan.

    BalasHapus
  5. wahh bangganya punya anak perempuan yang sdah mengenal tanggung jawab
    nice post,keep share yaak. mampir balik yakk http://www.the-netwerk.com

    BalasHapus
  6. emang itu kelebihan perempuan,saya juga dari SD mengurus rumah,nyuci,masak,ngurus adik,sampai saaat ini,bahkan sekarang saya bisa ngasih smaa orang tua

    BalasHapus
  7. Detya hebat ya...sudah bisa membantu mama nya, mengurus adik-adik.
    Betapa senangnya mempunyai putri seperti Detya,

    BalasHapus
  8. Bu .. rasanya tulisan ibu ini bikin saya pingin ngasih adik baru buat Govind >,< secara saya trauma melahirkan dan benaran gk kepengen punya anak lagi apalagi anak perempuan.

    Tapi percaya atau tidak rasanya tulisan Ibu benar2 bikin saya mikir bahwa anak perempuan bisa diandalkan ya :)
    (inget diri sendiri yang juga perempuan dan selama ini menjadi teman cerita mama buat cerita lucu atau curahan hatinya)

    Thanks :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog