Lebaran 2011

Lebaran kali ini giliran di Kediri. Anak-anak sudah berangkat duluan dengan Budenya karena libur sekolah mereka juga duluan.

Pengaturan awal adalah kami sama sekali ga ke Banyuwangi makanya libur sekolah lalu, kami menyempatkan diri ke Banyuwangi. Paling engga, walaupun lebaran ga pulang, tapi Bapak Ibuku masih bisa ketemu aku dan anak-anak, jadi aku harap, Ibu tidak terlalu bersedih.

Dengan adanya libur bersama hari raya, sebenarnya tidak perlu ambil cuti banyak-banyak, tapi karena mau nemenin anak-anak sekalian, maka aku ambil 5 hari cuti, sedangkan suamiku dibatasi hanya boleh ambil cuti 2 hari. Akibatnya, pulang kami pun tidak bersamaan. Suamiku pulang naik mobil hari senin, sedangkan aku dan anak-anak pulang hari jumat. Dan mengingat hari minggu itu (4 sept), rumah mertuaku sudah sepi, maka aku pun ingin menghabiskan sisa cuti di Banyuwangi.

Alhamdulillah, suamiku setuju dan urusan kendaraan PP ke Banyuwangi pun dimudahkan. Penerbangan Banyuwangi Surabaya dengan Merpati ternyata masih dalam harga promosi sehingga, setelah pasti dapat tiket, maka minggu malampun aku dan anak-anak langsung ke Banyuwangi via travel.

Sampai saat keberangkatan, aku sama sekali tidak memberi tahu orang tuaku bahwa kami akan mudik kali ini. Hanya adikku saja yang tau, bahkan dia yang mengusahakan travel pulang dari surabaya ke Banyuwangi. Bapak dan ibuk sudah pasrah bahwa kami ga akan mudik kali ini. Ketika menjelang subuh kami sampai di Banyuwangi dan Ibukupun baru keluar dari kamar mandi, nampak sekali bahwa beliau syok ketika melihat Detya langsung berlari ke arah beliau.

Ibu benar-benar senang melihat kami datang dan sama sekali ga bisa berkata-kata. Ah, aku pun senang bisa pulang ke rumah saat rencana awal ga akan ke Banyuwangi sama sekali.

Intinya, 5 hari di rumah sangat cukup untuk menyenangkan orangtuaku dan sempat juga dua kali menemani nenekku.

Bahkan, ketika hari jumat saat tiba waktunya kami ke Bandara Banyuwangi, nenekku pun memaksa ikut mengantar keberangkatan kami. Bahkan, berdasar penjelasan Ibuk, sampai pesawat kami menghilang di balik awan pun, Mbah Putriku tetap menunggu, gamau diajak pulang.

Sebenarnya, dengan adanya penerbangan Banyuwangi Surabaya ini, aku ingin sekali mengajak Mbah Putriku ke Jakarta, toh setengah hari saja bisa sampai Jakarta. Tapi keluarga besar ga sepakat karena bagaimanapun proses naik turun pesawat butuh penanganan tersendiri. Dan untuk orang susia Mbah Putri yang kemana-mana perlu kursi roda, maka prosedur itu jadi cukup menyulitkan.

Eniwei, lebaran kali ini cukup membahagiakan buatku karena rencana tidak mudik ke Banyuwangi ternyata berubah dan berakhir dengan menyenangkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog