Teruntuk Suamiku Tersayang
Dulu aku berpikir bahwa bahagia itu adalah mendapatkan apa
yang aku inginkan. Apalah gunanya
menahan perasaan dan merasa sedih kalau tidak bisa mendapatkan apa yang aku
inginkan. Mestinya ya harus berjuang
sekuat mungkin sampai mendapatkan keinginan itu. Itulah yang dulu kuanggap sebagai definisi
BAHAGIA….tapi sepanjang waktu..yang terbanyak yang aku rasakan adalah justru
rasa sedih karena tak kunjung mendapatkan apa-apa yang aku inginkan…
Lalu seiring waktu..walau engkau tak menunjukkan padaku
secara langsung… engkau membuatku memahami bahwa kebahagiaan itu bukanlah
seperti yang selama ini aku percaya… Engkau membuatku tahu bahwa BAHAGIA itu
adalah menerima apa-apa yang sudah kudapatkan…
Tak usahlah bersedih atas apa yang tidak bisa didapatkan,
namun bersyukurlah atas apa yang sudah didapat..
Maka aku bersyukur bahwa Engkau, Suamiku sayang, telah
bersabar menghadapiku…menungguku mengerti sendiri bagaimana mencapai
kebahagiaan yang sebenarnya… membiarkanku berkembang dengan sendirinya tanpa
pernah meminta aku berubah…karena engkau tahu bahwa berubah karena paksaan tak
akan pernah bertahan lama…tapi berubah karena memang berkembang…akan selalu
menjadi bagian dari diri sendiri..
Aku bersyukur bahwa Engkau, Suamiku sayang, begitu
bersemangat untuk menjalin kasih yang baik dengan anak perempuanmu yang sangat
manja itu… Aku tahu kemanjaan anak
gadismu itu sebenarnya tidak membuatmu nyaman, tapi tetap saja kau sambut dia
dengan kesabaranmu.
Aku bersyukur bahwa Engkau, Suamiku sayang, benar-benar
memahami bagaimana menghadapi dua anak laki-lakimu yang bertolak belakang
sehingga mereka sama-sama mendapatkan yang terbaik dari perhatianmu.
Aku bersyukur bahwa Engkau, Suamiku sayang, begitu
menghormati orang tuaku dan menyayangi saudara-saudaraku walaupun tak banyak
kata kau ucapkan untuk itu…cukup perhatian yang tulus dan kemudahan-kemudahan
yang kau upayakan untuk mereka.
Aku bersyukur bahwa Engkau, Suamiku sayang, benar-benar
bekerja sepenuh hati dan pikiran demi untuk membuat kami semua nyaman dan
bahagia… Tak apalah sampai saat ini rumah idaman masih belum kita dapatkan
karena engkau hanya menginginkan yang terbaik saja untuk kami. Aku yakin, saat nanti kita benar-benar
mendapatkan tempat tinggal maka itu akan menjadi rumahku istanaku….tempat kita
mendapatkan masa-masa yang lebih indah…
Sungguh, 10 tahun kebersamaan kita ini membuatku menjadi
orang yang jauh berbeda dibanding saat sendiri dulu…
Maafkan aku..jika kau rasa seringkali kadang-kadang sikap
egoisku masih saja muncul dan menyusahkan hatimu… Percayalah bahwa momen seperti itu hanya
rajukan sesaatku dan bersabarlah menghadapinya…
Yakinlah bahwa pada saat itu, sebenarnya jauh di dalam hatiku..aku menyadari
bahwa tak patut lama-lama kupelihara sikap egois itu…
Sungguh bagiku Engkau adalah Garwoku…sigaring
nyowoku…
Komentar
Posting Komentar