No More Coffee

Entahlah..sudah beberapa bulan ini aku tidak lagi menyukai secangkir kopi di pagi hari.  Mula-mula, aku masih bisa menikmati kopi ketika masih panas mengepul.  Jika sudah hangat, rasanya malah membuatkan merasa mual.

Maka aku mengurangi porsiku menjadi setengah sachet saja tiap kali menyiapkan kopi, dengan harapan, saat masih panas mengepul, setengah cangkir kopi itu akan habis dalam beberpa seruput.

Namun ternyata setengah cangkir itupun tak mampu aku habiskan.  Rasa mual selalu saja muncul jika kopi sudah mulai hangat.  Dan akhirnya..beberapa bulan ini aku sama sekali tidak sanggup minum kopi.

Maka..untuk mendapatkan kehangatan di pagi hari..aku mulai ngeteh.  Sebelumnya sudah lama aku mencari dan mencoba berbagai merek teh hijau karena suamiku sangat terkesan dengan rasa teh waktu beliau di Korea.  Dari berbagai merek yang sudah kucoba, baik Twinnings, Dilmah, Lipton ataupun merek lokal sejenis Tongdji, Sariwangi ataupun teh Gopek...tak satupunsesuai dengan selera suamiku.  Bahkan aku sengaja beli teh dari Jepang yang dijual di Hero, tetap saja tidak memenuhi selera suamiku.

Lama-lama bete juga ketika sudah berusaha mencari dengan harga teh yang lumayan mahal, tetap saja dianggap tidak cocok.  Tapi hikmahnya, aku jadi mencoba berbagai ragam rasa teh, tidak hanya teh hijau, tapi juga bunga camomile ataupun daun mint.  Dan...sekarang ini, teh-teh jenis itu yang jadi teman minumku jika aku ingin minuman panas. Paling favorit adalah Camomile Flowers...hmmmm...setiap kali menyeruputnya..terasa seperti melayang menghirup wangi bunganya..


Lalu, waktu ke Dapur Coklat beli cake untuk Wisam, aku mencoba minuman Chocolate Dipstick yang rasanya langsung membuatku jatuh cinta.  Jika ada kesempatan ke sekitaran Menteng sana, aku sempatkan untuk ke Dapur Coklat untuk dipstick ini.  Minggu lalu sengaja aku simpan 3 dipstick untuk stock bikin sendiri tanpa harus ke dapur Coklat langsung.  Tinggal memanaskan susu putih...maka dipstick dicelupin dan tunggu sampai coklat meleleh dan siap jadi coklat hangat yang sungguh yummy.


Jadi...tanpa kopi?...ga masalaaah..

Oh iya...sudah beberapa lama ini aku pengen punya peralatan poci ataupun cangkir enamel yang dulu banyak dipakai saat aku masih kecil.  Di konter Cenal-Cenil yang jualan beragam makanan dan mainan jadul harganya bikin ga tega beli.  maka ketika senin lalu makan di pasar baru dan nemu poci ini dengan harga yang reasonable...tanpa pikir panjang langsung beli untuk tempat minum teh.  Tinggal cari cangkir kecilnya.
Cantik bukaaaan...


PS:
Ternyata teh hijau yang sesuai dengan selera suamiku adalah Green Tea yang dijual di Bakmi GM.  harganya reasonable dan suamiku suka...  Jadi kalau kebetulan kita makan di Bakmi GM, maka suamiku selalu pesan Teh Hijau Panas.
Ada yang tau teh hijau yang sama bisa dibeli dimana?  Karena ketika mencoba teh hijau Jepang di Hero itu,  ternyata bukan merek yang sama.

Komentar

  1. Teh Hijau yang di GM itu memang rasanya khas ...

    Namun demikian ... kalau urusan teh hitam ... saya lebih suka ... "Prendjak" ...
    aromanya menenangkan ...

    Salam saya Bu Dewi ...
    Welcome to the tea drinker ... hehehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog