Pengalaman Haji Furoda

Pas beribadah akhir 2018-awal 2019, aku dapat info mengenai Haji Furoda dari biro travel yang aku pilih.

Tentu saja cukup bertanya-tanya karena ini sesuatu yang baru.  Dulu aku pernah dengan ada haji vvip yang biasanya lebih mahal dari ONH Plus tapi dijamin langsung berangkat.

Tapi...banyak kan yang sudah bayar ratusan juta ternyata hanya diputar-putar saja di negara lain sampai akhirnya dibalikin ke Indonesia.  Belum lagi penipuan-penipuan mirip-mirp yang bikin tambah ga yakin dengan Haji Furoda.

Maka riset kesana kemari, browsing kesana kemari, nanya teman yang Humas Kemenag, nanya mutowwif yang dampingi umroh... dan lain-lain....dan seterusnya...dan sebagainya.... Hehehe...maksudku kalau mau memutuskan sesuatu yang signifikan, maka risetlah sebaik mungkin sehingga keputusannya bisa dipertangungjawabkan.

Setelah cukup dapat pemahaman, tentu saja ngitung biayanya.  Bulan November 2018 itu, sebenarnya sudah ada kejelasan terhadap apa yang kami tunggu-tunggu sejak tahun 2010.  Sebenernya sejak tahun 2007, tapi secara hukum kepastian itu ada tahun 2010, cuman yaaaa...prosesnya lamaaaaaa banget dan ga ada time line nya.  Jadi sejak tahun 2010, cuma bisa meraba-raba saja.

Tapi almarhum sudah memperkirakan bahwa 2018 itu sudah akan ada kepastiannya.  Sayang sekali, beliau sama sekali ga sempat menikmati kabar gembira itu.

Intinya, kabar yang kami nantikan itu cukup untuk membiayai semua cita-cita kami.  Jadi pada dasarnya, kalau aku daftar Haji Furoda, insyaAllah cukup.  

Kalau dipikir-pikir, jalan Allah itu memang tidak disangka-sangka. Manalah pernah membayangkan punya dana yang cukup untuk daftar Furoda.... Bahkan tahun lalu ketika akan daftarpun, sempat bimbang karena musim haji pas berbarengan dengan waktu si Tengah dan si Bungsu masuk sekolah jenjang berikutnya.  Tengah masuk SMK, Bungsu masuk SMP.  Posisi harus nge kost karena lokasi sekolah sudah mempertimbangkan tempat tinggal nantinya.  Rumah juga masih dalam tahap pembangunan dan waktu itu masih belum jelas, kapan bisa pindah.  Ketika galau mikirin anak-anakku sekolah di tempat baru, adikku menawarkan diri untuk mendampingi mereka.   

Akhirnya tahun kemarin bisa menunaikan Rukun Islam kelima, yang sebenernya ga pernah membayangkan bakal terlaksana secepat itu.  Bersyukuuuur banget, semua kegalauan ada solusi sehingga berangkat dengan hati ikhlas dan bisa menjalankan semua rangkaian ibadahnya dengan khusyuk.

Apalagi ketika pandemi covid 19 mulai merebak di seluruh dunia, yang mengakibatkan Pemerintah Arab Saudi membatasi ibadah haji hanya untuk 10.000 jamaah yang memang sudah tinggal di sana.

Semakin merasa bersyukur atas semua kemudahan di tahun sebelumnya.


Bapak Ibu ini selalu bergandengan tangan kemanapun mereka beraktivitas....sempat bikin baper

Foto tidak bisa menggambarkan betapa masifnya Mina ini dan betapa banyaknya orang-orang yang bergiliran untuk melempar jumroh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog