Home Sweet Home


Dari pertama menikah dulu, kami berdua sudah keliling Jakarta untuk nyari lokasi buat kami jadikan tempat tinggal, terutama setelah pasti kami berdua bakal tinggal di Jakarta terus karena kantor kami gaada vertikalnya. 

Lokasi yang seriiing kali kami kunjungi berulang-ulang adalah Rawamangun dan daerah sekitaran Kampung Rambutan.  Sampai akhirnya tahun 2013 kami berdua sepakat untuk memilih satu lokasi di daerah Kampung Dukuh Kramat Jati.  Suasananya masih asli, dengan jalanan yang kecil dan berkelok-kelok gaada polanya.  Waktu kami berkunjung untuk survei, ga pernah hapal jalur-jalur disitu..bahkan berbulan-bulan setelah tinggal disana, juga hanya jalur-jalur pokok saja yang sudah hapal.  Kalau salah belok dikit aja, harus langsung liat map google.

Tahun 2013 itu, kami hanya mampu untuk melunasi kavlingnya saja, itupun dengan beberapa kali cicilan.  Kapan mau membangun rumahnya? Entahlaah...nunggu rezeki 2010 itu.

Maka ketika akhir 2018 sudah ada kepastian dan awal Januari 2019, dana tersedia, maka pembangunan segera dimulai.  Sebenernya cukup ketar-ketir karena aku merasa ga sanggup untuk ngawal pembangunan itu.  Namun ada sahabat baik yang mau menemaniku dan menggantikan semua fungsi pengawasan agar aku ga takut untuk mulai membangun.  

Aku hanya cukup menuangkan semua angan-angan dan harapanku terhadap rumah idamanku, dan sahabat baikku itu yang menterjemahkan menjadi apa yang sekarang menjadi Mi Casa...rumah idamanku.

Anak-anak sering nanya, kira-kira kalau Ayah masih ada, bakal suka ga sama rumah kita ini? Ketika aku menuangkan angan-anganku, tentu saja aku juga memikirkan apa yang dulu pernah kami diskusikan ketika membicarakan rumah idaman.  Jadi harapanku, Mi Casa ini juga mencerminkan angan-angan almarhum.

Misalnya penggunaan kayu jati.  Beberapa tahun sebelum beliau pergi, beliau menabung kayu jati di Kediri.  Jadi dengan tabungan kayu itu, dan tentu saja tambahannya, semua komponen kayu di rumah, berasal dari kayu jati dan diselesaikan pembuatannya di Kediri.  Pertama karena, surat jalan kayu kosong entah dimana gaada yang tau, jadi mau gamau dikirim ke Jakarta harus dalam keadaan sudah diolah. Kedua ya karena pada akhirnya, biaya total termasuk pengiriman ke Jakarta, masih lebih murah daripada jika beli langsung di Jakarta.

Duuh...aku ga bayangin kalau beneran sendiri ngurus rumah ini, betapa pusingnya. Belum pas ngontrol pembangunan awalnya, apalagi ketika sudah ngurus interior. Milih motif keramik, milih motif wallpaper, milih gorden dan vitrase, milih desain dapur.  Belum lagi semua elektronik dan furniture yg memang gapunya sama sekali. 

Pada akhirnya yang benar-benar aku kerjakan sendiri adalah milih elektronik dan furniture, selain itu aku dibantu Leni.  

Dulu, ketika memutuskan akan membangun rumah, anak-anak semuanya antusias, mereka bahagia sekali bisa tinggal di rumah tetap, dengan kamar masing-masing, tanpa harus terkungkung di rumah burung ataupun nomaden setiap weekend.  Walau sebelumnya ga pernah ada keluhan atau protes, ternyata ketika mereka punya pilihan untuk tinggal permanen di rumah tanah, mereka sungguh menyukainya.

Alhamdulilaah....semuanya atas kuasa Allah..semua yang kami rancang-rancang dari pertam menikah dulu akhirnya bisa Allah penuhi....dipermudah semua urusannya sehingga walau beliau sudah tidak ada tapi kami bisa tetap diizinkan untuk mewujudkannya




Catatan kecil:
Hon...makasih buat rumah cantiknya...ingat ga pas awal 2018, pas tahun baru 1 Januari 2018, pas kita jalan-jalan ke Kalibendo setelah kamu tepar 3 hari di Banyuwangi. Kamu tanya apa resolusiku tahun itu... Aku bilang kalau aku pengen punya rumah yang bisa mengakomodosi semua kesukaanku....aku sedang suka masak makanan keto, jadi aku pengen punya dapur yang lengkap...
Kita ketawa bareng denger resolusiku itu..
Saat ini semua keinginanku sudah terpenuhi bahkan lebih...aku punya dapur yang lengkap....aku juga punya ruang menjahit dan aku juga punya tempat untuk menyimpan koleksi buku-bukuku.

Anak-anak punya kamarnya masing-masing dan mereka tahan bertapa di kamarnya sendiri.
Kami semua baik-baik saja dan berusaha sekuatnya untuk jadi lebih baik.  Ya memang berat tanpamu...tapi kami bisa bertahan koook...








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog