Mari Menanam

Jadi semenjak melakukan Ketofastosis awal 2017 lalu, almarhum sangat menyukai tanaman hijau... Katanya karena masih induksi dan masih menghindari makanan nabati, maka gantinya adalah menanam tanaman hijau. 

Waktu itu suka sekali, pohon-pohon yang nantinya akan besar dan hanya terdiri dari dedaunan saja.

Entahlah, aku lupa nama pohonnya, yang aku ingat hanya Lohansung, yang memang..kalau sudah tumbuh besar akan terlihat cantik.  Daaaan harganya memang mahaaal, sampai puluhan juta rupiah.  Ada beberapa Lohansung yang kami tanam di pot.  Tapi ya karena kami menanam di rumah Ciledug, sedangkan sehari-hari kami tinggal di Matraman, satu per satu Lohansung itu tidak bertahan.  

Sampai akhirnya beliau meninggalkan kami, sebenarnya masih ada satu Lohansung yang bertahan, tapi pada saat itu, kami malah lebih jarang lagi balik ke Cildedug.  Tanaman yang masih bertahan adalah tanaman yang tahan banting, tetap aku tidak tau namanya.

Sampai akhirnya kami tinggal di Kampung Dukuh, saat pindahan ada beberapa tanaman yang tetap aku bawa, karena aku ingin meneruskan memelihara apa yang beliau suka.  Tapi ada juga tanaman, yang walau ditanam di pot dengan tujuan nanti kalau sdh pindah bisa dibawa-bawa, ternyata akarnya sudah sangat menghunjam dan aku ga punya alat untuk nyabut.  Akhirnya, dengan sedih, tanaman itu harus aku tinggal.

Untungnya, tanaman yang itu ada dua, jadi masih ada yang bisa aku bawa.  Jadi bisa nambah-nambah taman di depan dan belakang rumah.


Ini tanaman yang jenisnya sama dengan yang ditinggal.  Aku ga pengen nanti tanamannya menjulang tinggi, jadi akhirnya bagian pucuk, aku gunting aja, biar jadi melebar saja.  Setelah jadi begini, aku juga gatau mesti diapain, keliatan berantakan gini.


Kalau yang ini, tetap gatau namanya, tapi keliatan unik dan ga terlalu rimbun.  Tetap, aku ga pengen ini menjulang, tapi ga tega juga mau motong pucuknya, karena bentuknya yang cungkring dengan sedikit daun.

Ini sepertinya salah satu jenis Sansevieria. Waktu itu tanaman ini ada di pot plastik, kering kerontang tapi masih keliatan hidup.  Jadi ketika ngerapiin taman, maka aku pilih-pilih yang masih cukup bagus, dan hasilnya langsung tumbuh subur.  Memang benar kalau Lidah Mertua ini tanaman yang ga terlalu butuh air.  Berbulan-bulan terabaikan di Ciledug, masih bertahan saja.


Naah...sejenis palem ini mau ga mau tetap aku bawa..pas ditanam di pot gini jadi keliatan lebih berkelas.  Secara pribadi sii, aku lebih suka palem yang modelnya rimbun gitu. 

Dari duluuu itu aku sangat suka model taman mini dalam pot gini. Pas ada tugas akhir tahun 2018, liat pot-pot mini seperti ini.





Menariiik kaaan....Jadi pas awal tahun ini kami main sekeluarga kesana, coba lah beli benih-benih bunga beraneka.  Hanya saja, nyoba nyemai beberapa benih, ternyata ga sukses, jadi sampai sekarang belum melanjutkan lagi.  Tapi tetaaaap....aku catat ke Keranjang Harapanku.


Maka demi menghias rumah, berubah jalur jadi mencoba menanam tanaman daun yang kecil kecil saja. Bukan tanaman pohon seperti kesukaan almarhum.  Kan tamannya kecil, jadi ga mungkin dipenuhi tanaman pohon.

Maka, mencoba menanam berbagai jenis tanaman yang sedang trend sekarang. Tentu saja masih pengen nanam Sansevieria... Terus nyoba sejenis kuping gajah, tapi yg kecil-kecil saja.  Kalau beli online, namanya Keladi, jadi nyoba keladi mini dan keladi tiga warna.  Pas nyampe, Keladi Mininya ternyata mini sekali, daunnya sebesar kuku jempol.  Yasudahlaah..taruh di mug yang ga kepake, dan taruh di kamar mandi tamu, biar ada ijo2an sedikit.






Keladi tiga warnanya, pas nyampe, hanya ada 3 daun dan setelah seminggu, daun itupun layu dan mati.  Sempat merasa menyesal karena merasa ga bisa bercocok tanam, tapi ketika liat bonggolnya, terlihat ada akar segar yang tumbuh.  Jadi bonggol2 itu, tetap aku tanam dan beberapa lama kemudian, muncul tunas daunnya.  Sekarang posisinya sudah seperti ini, tapi ternyata ada satu bonggol yang ga sengaja menyatu ke pot lain, yang aku gunakan untuk menyemai biji Gelombang Cinta yang dikasih saudara.


Entah kapan si Gelombang Cinta akan menyebarkan gelombangnya, sedangkan posisi setelah 3 bulan hanya sebesar itu.  Kadang-kadang ketika liat betapa lambatnya pertumbuhan dari biji menjadi tanaman jadi, bikin pengen potong jalur langsung beli aja yang sudah jadi.  Tinggal merawat saja, biar muncul daun barunya.

Tapi gapapa juga sii..sekalian belajar melatih kesabaran.  Walau kalau nantinya sampai terjadi apa-apa terhadap tanaman yang dirawat sejak dari biji, bikin hati patah juga.

Kemarin, pas liat di toko tanaman online yang jadi langgananku, dia juga menjual Lohansung..kecil sii..dan ga terlalu mahal.  Jadi mau nyoba juga merawat Lohansung demi melanjutkan harapan almarhum.

Semoga bisa tumbuh dengan baik.

Harapannya nanti bisa sebesar yang diidam-idamkan seperti ini.

Minggu lalu ngobrol sama adikku masalah menanam ini, dia bilang gaada bakat menanam.  Tanaman yg coba dia tanam, malah gabisa bertahan.  Sudah dikasih mertuanya dalam keadaan cantik, berapa hari di rumah, daun langsung rontok.  Padahal ya petunjuk mertua sudah dijalankan.

Kalau aku sendiri, memelihara tanaman atau hewan, pokoknya makhluk hidup itu berat buat hatiku yang gampang patah.  Jadinya aku menghindari untuk melihara hewan atau tanaman.

Tapi selama WfH ini, capek juga hanya ngurusi kerjaan yang malah gaada habisnya.  Jadi untuk selingan ya nuruti anak-anak buat melihara kucing, terus nanam-nanam gini tapi pasrah apa adanya yang terjadi.  Mau nantinya hidup atau ternyata mati, ya pokoknya dirawat aja.

Kemarin sore malah mesti manjat tangga buat ngurus leekuanyu di pagar belakang yang makin hari makin kering.  Sebenarnya beberapa bulan lalu sudah ngurusi leekuanyu ini karena kering juga.  Sudah berusaha ditambal dengan tanaman baru, tapi ternyata polybagnya ga dibuka sama tukang yg masang pertama.

Waktu itu aku ga berani buka polybag karena takut jatuh dr tangga.  Naah..kemarin itu keliatan banget kalau media tanamnya jadi kering banget, jadi mau gamau harus mbongkar polybagnya.  Sudahlaah...berusaha pede aja, jadi alhamdulillah..si polybag sdh terbongkar, batang-batang yg menjulur ga jelas dibabat habis saja.  Hari ini tinggal nambahi media tanam dan nyulam tanaman barunya biar lebih rimbun.  Mau minta tolong si tengah, dia malah lebih parah takut ketinggiannya. 

Ga sabar pengen si leekuanyu ini bisa serimbun punya orang-orang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog