Pap Smear dan Kanker Serviks

Senin kemarin aku dapat info lagi, bahwa istri salah satu rekan kerjaku meninggal karena kanker serviks. Padahal umur pernikahan mereka baru satu tahun...

Aduh...hatiku makin miris dengar berita-berita seperti ini. Minggu lalu aku dan teman-temanku banyak diskusi masalah ini, ada yang merasa biasa saja karena tidak pernah menemukan orang-orang disekitarnya yang dia kenal meninggal karena penyakit ini. Jadi dia ga begitu terpengaruh, walaupun setuju untuk deteksi dini dengan pap smear. Untuk vaksin, karena merasa belum perlu, dia tidak ingin ikutan..(dia lebih memilih pengobatan untuk asam uratnya yang sudah jelas-jelas dinyatakan positif). Temanku yang lain, walaupun sedang banyak kebutuhan untuk renovasi, bersedia mengalokasikan dana untuk vaksin karena suaminya selalu memasang tampang linglung (karena ketakutan) setiap kali berdiskusi masalah kanker serviks. Mereka juga punya banyak kenalan yang meninggal karena kanker serviks ini.

Jumat minggu lalu, aku jadi periksa pap smear sendiri karena teman-temanku masih banyak acara lain. Aku tetap berangkat, walaupun sendiri, demi ketenangan hatiku sendiri. Hasilnya baru bisa didapat, dua minggu setelahnya. Aku periksa di Yayasan kanker Indonesia di Jalan Cut Meutia, Menteng sana. Lokasinya cukup mudah dilihat kok, pas sebelum pengkolan menuju Menteng - Kuningan (walau aku kesasar juga karena infonya ga cukup jelas...)

Sebenarnya, selain pap smear, aku berencana mau konsultasi dengan dokter yang bertugas. Tapi ternyata sudah ga ada dokter, yang ada para perawat (atau bidan?) saja. Mungkin karena aku datang benar-benar pas menit terakhir, jadi para dokter sudah pulang. Ga banyak yang bisa kutanyakan pada perawat itu karena mereka juga ga bisa jawab dengan detil, misalnya tentang vaksin Cervarix itu. Perawat bahkan taunya masih dalam harga yang lama, dua juta rupiah sekali suntik belum ongkos dokter..(ALAMAK......!)

Cuman ada info yang cukup membuat hatiku sedikit tenang (walau aku masih mempertanyakan kebenarannya) yaitu tentang efektivitas vaksin itu untuk perempuan seumuranku. Perawat itu bilang bahwa vaksin akan sangat efektif untuk perempuan yang belum aktif secara seksual... Jadi seperti bayi yang wajib imunisasi ini itu..maka diharapkan si bayi akan kebal dengan penyakit-penyakit tertentu....demikian juga vaksin ini, bagi perempuan yang masih murni (ceileeee....)..maka vaksin ini akan melindungi dari virus HPV 16 dan 18 yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Jadi aku cukup tenang, ga rugi juga kalau aku ga mampu vaksin...toh efektivitasnya masih belum jelas.

Terus satu lagi info yang berguna, pap smear ini alat yang sangat efektif untuk deteksi dini dan harus dilakukan setaun sekali karena dari gejala awal sampai jadi sel kanker itu butuh satu taun sehingga jika rutin pap smear maka sebelum jadi sel kanker sudah terdeteksi dan pengobatan akan lebih mudah..(tentunya lebih murah juga....hmmmm...murah mana ya sama vaksin?)

Sudah bertaun-taun yang lalu, sejak ngelahirin anak kedua sebenarnya aku ingin pap smear. Tapi berada dalam posisi "itu"...membuatku maju mundur sampe akhirnya mundur sama sekali..ga berani nyoba. Tapi ternyata, setelah mengalami sendiri berada dalam posisi "itu" untuk pap smear ini, ternyata tidak terlalu menakutkan dan tidak juga memalukan. Asal rileks dan pasrah, maka proses pengambilan sample akan berlalu tanpa terasa.

OK, sekarang tinggal nunggu hasilnya...dan jika negatif, maka taun depan di saat yang sama, akan pap smear lagi untuk deteksi dini...

Sebenarnya ada situs yang dipersembahkan untuk mencegah kanker serviks ini tapi ternyata setelah kubuka, tulisannya "masih dalam perbaikan". Suatu ketika jika sudah siap tayang, mungkin info disini akan cukup lengkap. nama situsnya www.cegahkankerserviks.org

Ayo...semua perempuan yang sudah aktif bercinta....jangan lupa pap smear untuk deteksi dini...dan yang masih murni, sisihkan penghasilanmu untuk vaksin Cervarix.... Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati...

Info yang bisa kusalin dari booklet yang tersedia:

Gejala yang timbul pada stadium lanjut(70% penderita umumnya datang periksa pada stadium ini, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati):
  • pendarahan sesudah bercinta;
  • keluar keputihan atau cairan encer dari vagina;
  • pendarahan sesudah menopause;
  • pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuningan, berbau atau bercampur nanah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil


Faktor yang menjadi resiko:
  • mulai melakukan bercinta pada usia muda;
  • sering berganti pasangan tanpa pake pelindung;
  • sering infeksi pada daerah kelamin;
  • melahirkan banyak anak;
  • merokok (resiko 2x lebih besar);
  • defisiensi vitamin A, C dan E

info lain bisa dibaca disini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog