Beda Pendapat Untuk Javas

Gimana ya memulainya..? Bahasan ini muncul ketika sabtu kemarin kami mengambil hasil evaluasi akhir tahun Javas yang terakhir di RA Istiqlal. Terakhir karena Javas sudah di TK B dan tahun ajaran depan dia sudah akan memulai babak baru di MI Istiqlal.

Sebenarnya sudah cukup lama aku dan suamiku beda pendapat mengenai perkembangan sosial emosi Javas. Janganlah Javas dibandingkan dengan Detya pada saat umur yang sama, karena dimana-mana, sosial emosi anak perempuan jauh lebih matang dibanding anak laki-laki. Namun tidak fair juga jika dibandingkan dengn sesama anak laki-laki diumur yang sama karena pada dasarnya tiap anak akan berbeda-beda kematangan pribadinya.

Nah, kalau membanding-bandingkan dengan teman-temannya, Javas memang terlihat berbeda, bahkan dari awal sebelum dia memulai pendidikannya di Istiqlal. Walaupun Javas sangat individual, tapi aku juga tidak bisa mengkategorikan dia sebagai anak dengan kebutuhan khusus karena dia tidak punya ciri-ciri tersebut. Dari awal suamiku khawatir sekali mengenai kebutuhan khusus Javas itu. Dan semakin yakin ketika memperhatikan Javas pada saat refleksi akhir tahun waktu itu. Javas tampak tidak fokus dan asik sendiri pada saat tampil di panggung

Disitulah letak beda pendapat kami tentang Javas. Aku masih menganggap dia masih normal sesuai tahapan umurnya, suamiku beranggapan perlu treatment khusus untuk Javas.

Pada akhirnya mempengaruhi diskusi kami dengan guru kelompok Javas waktu mengambil hasil evaluasi Javas. Suamiku butuh diyakinkan bahwa sosial emosi Javas adalah normal untuk anak seusianya dan dia sudah cukup cakap untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Memang suamiku pernah mengemukakan wacana agar Javas mengulang TK-nya setahun lagi agar sosial emosinya semakin matang dan wacana itu kami diskusikan sabtu kemarin itu.

Pada dasarnya, guru kelompok menilai bahwa secara umum, untuk semua anak laki-laki, kecenderungan untuk memunculkan keakuan sangat tinggi, sehingga sangat susah untuk membuat anak laki-laki fokus ketika di lingkaran. Namun cara anak untuk memperhatikan pembicaraan guru juga beda-beda dan berdasarkan pengamatan selama ini, walaupun Javas tampak asik sendiri ketika dalam lingkaran, dia masih tetap nyambung ketika guru bertanya pada Javas. Ada anak yang ketika ditanya tetap ga nyambung walau dia tampak fokus, namun Javas cukup aktif ketika guru melempar pertanyaan atau memancing ide anak-anak. Jadi guru kelompok menilai itulah keunikan Javas.

Mengenai kekawatiran suamiku tentang perilaku Javas ketika di panggung, guru kelompok menyampaikan bahwa pada saat berlatih di kelompok, Javas tau mana perannya dan bisa tepat melakukan arahan guru. Namun kondisi panggung yang terbuka dengan panggung sendiri yang sudah penuh pernak-pernik, ditambah banyaknya penonton di depannya, bisa jadi membuat grogi Javas....demam panggung lah... Karena sebagian besar anak-anak jadi grogi dan sangat berbeda penampilannya dibandingkan saat gladi resik.

OK, perbedaan pendapat ini sungguh membuatku sedih. Seakan-akan kami tidak mempercayai kemampuan Javas. Aku percaya bahwa Javas baik-baik saja dan bisa melanjutkan ke MI walaupun terus terang aku kawatir dengan kemapuan kognitif Javas. Bukan berarti dia lambat mengerti...hanya saja konsentrasinya yang pendek dan rasa malasnya membuat dia memerlukan pengulangan-pengulangan yang terus menerus dan butuh usaha ekstra keras untuk dia bisa mengikuti irama belajar saat MI nanti. Usaha ekstra keras ini kumaksudkan bagi diriku sendiri agar tidak bosan-bosannya memotivasi Javas dan membantu konsentrasi belajar Javas.

Aku sudah terbiasa dengan kondisi Detya, yang walau kubiarkan begitu saja dia sudah dapat mengikuti kelas pertama MI ini dengan memuaskan. Aku tidak bisa melakukan hal yang sama untuk Javas. Pendampingan penuh harus aku lakukan untuk Javas.

Semoga aku bisa konsisten untuk itu...


Komentar

  1. Masing-masing anak memang beda "bawaannya" bu ...
    Saya berharap ... Javas bisa berkembang saat dia nanti di MI ...
    Suasana di MI tentu berbeda dengan di RA ...

    So ...
    Sukses Untuk Javas

    Salam saya Ibu ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog