Campur-Campur di Hari Pertama Sekolah

Akhir minggu lalu, aku mengalami berbagai kejadian yang membuat emosiku berubah-ubah. Dari kesedihan dan kekosongan mendadak atas kabar meninggalnya Zeverina, ditambah kesedihan dan kehilangan yang telah terencana atas pulangnya adikku, dan syok mendadak atas suatu informasi yang tidak bisa aku ceritakan disini. Akibatnya minggu pagi kondisiku langsung drop, aku demam.

Padahal hari minggu itu aku harus menjemput Detya dan Javas di Terminal Rawamangun setelah berlibur di rumah Neneknya di Kediri. Melihat persiapan suamiku, rupanya beliau ingin langsung mengajak anak-anak jalan-jalan…..

Untung saja setelah menyampaikan bahwa aku belum mempersiapkan perlengkapan sekolah anak-anak sama sekali, suamiku akhirnya mau langsung pulang

Dengan kondisi yang semakin parah, akhirnya semua urusan persiapan sekolah beres dan kami bisa beristirahat bersama-sama.

Senin pagi ini, semua rutinitas sudah kembali. Detya memulai kelas duanya, Javas memulai hari pertama masuk MI dan Wisam masuk Kelompok Bermain di dekat rumah. Kami berbagi tugas, suamiku mengantar Detya dan Javas sekolah sekaligus menghadiri pertemuan orang tua, aku mengantar Wisam memasuki sekolah pertamanya di dekat rumah.

Dan aku, masih dengan demam yang sama, memulai rutinitas pagi itu tanpa adikku. Biasanya, adikku yang membantu anak-anak menyiapkan pakaiannya serta memotivasi mereka untuk mandi mandiri. Aku bagian menyiapkan bekal dan sarapan pagi. Tadi malam, aku dan anak-anak sudah mulai menyiapkan pakaian dan tasnya. Jadi pagi ini tinggal menyiapkan bekal dan sarapan serta mempersiapkan mandi pagi.

Urusan persiapan pagi beres, bahkan aku masih sempat tidur lagi setengah jam sebelum berangkat mengantar Wisam. Dan rupanya aku salah perhitungan, karena Wisam ternyata tidak langsung bisa bergabung dengan teman-temannya, dia butuh waktu untuk beradaptasi. Sebelumnya ketika Wisam harus ke TPA kantor, dia gampang sekali beradaptasi dan bisa langsung kutinggal saat itu juga. Aku pikir, dia bisa juga cepat beradaptasi di sekolah barunya ini, namun ternyata dia masih butuh waktu. Baru ketika hampir pulang dia menunjukkan minatnya untuk bergabung dengan gurunya.

Semoga besok lebih baik lagi. Pada dasarnya, Wisam butuh seseorang yang dia tau untuk dapat bergabung di kelompok baru. Waktu di TPA, dia sudah cukup familiar dengan Syafa, sehingga ketika ada Syafa, dia bisa langsung bergabung. Selanjutnya dia cukup dekat dengan Bu Dewi, salah satu guru di TPA, sehingga ketika sudah di TPA dia akan bergabung dan dengan ringan..cium pipiku dan langsung dadah dadah.

Aku masih belum tau bagaimana pagi ini dengan Detya dan Javas, yang jelas suamiku sempat memintaku langsung bergabung di pertemuan orang tua karena materinya menarik. Tapi karena aku masih dalam perjalanan menuju kantor dengan kondisi yang masih tidak keruan maka aku tidak bisa bergabung.

Semoga besok keadaan juga bisa selancar ini dan ketergantunganku pada adikku bisa teratasi. Sebenarnya bukan masalah bantuan fisik adikku yang menjadi berat karena dengan bangun lebih pagi, atau disiapkan sebisa mungkin di malam hari maka semua kesibukan pagi akan dapat teratasi. Tapi lebih ke dukungan moril dari adikku yang menjadikan aku tergantung padanya, dukungan itu yang bisa membuatku bersemangat menjalani hari-hariku. Seperti yang kubilang, adikku ini adalah sahabat terbaikku dan kami bisa bicara apa saja tanpa kendala. Tanpa adikku dan aku dapat info yang bikin aku syok saja, aku langsung demam....(eh...engga ding....ini sudah takdir Allah bahwa aku harus sakit....harus istirahat...).

Eniwei, tadi malam rupanya aku baru tau bahwa adikku meninggalkan bingkisan buat anak-anakku disertai ucapan selamat tinggal karena tidak sempat berpamitan langsung. Adikku berangkat sabtu, sedangkan anak-anaknya sampai minggu. Maka berurai airmatalah aku membacakan pesan Tante buat Javas dan mendengar Detya membaca pesannya sendiri.

Ah sudahlah...kalau hanya memikirkan apa yang sudah terjadi ga akan menghasilkan apa-apa. Lebih baik merelakan saja semua yang telah terjadi termasuk info ga berguna itu dan maju menghadapi masa depan....(semoga bisa...). Dari status adikku pagi ini saja aku tau bahwa adikku telah memulai langkah pertamanya....maka aku pun harus bersiap diri dan selalu berpikir positif....

TETAP SEMANGAT.....

Komentar

  1. woh, kok aku yang hampir nangis ya baca bagian anak2 baca surat dari tantenya, huhuhuuu... ga kebayang situasi yg sudah terbiasa dg keberadaan seseorang (yang baik & helpful pula) mesti berubah drastis.

    Gantian nyemangatin mbak Dew! SEMANGAT MBAK!!!

    BalasHapus
  2. Hari pertama sekolah memang sangat repot ... tetapi sekaligus membahagiakan ya Bu ...

    Kesibukan sebetulnya sudah berlangsung dua tiga hari sebelumnya ...

    Daftar Ulang ...
    Bayar Uang kegiatan ...
    Lihat Pembagian kelas ...
    Survei Lokasi Kelas ...
    Dan ... Beli Buku Cetak anak-anak ...
    Itu semua tugas saya Bu ...

    Baru kalau urusan beli seragam dan peralatan sekolah yang lain ... Ibu bagian Bundanya anak-anak ...

    Salam saya Bu

    Sehat-sehat selalu

    BalasHapus
  3. Semangat mbak...ayo semangat....
    Masih ada aku...hehehehe.. :)

    Meski susah kalo kita sendiri yg ngalamin, tapi ya...apapun itu, dalam hidup selalu ada enak dan tidak enak...bahkan kalo lagi parah, kadang aku berpikir, kok hidup ini sepertinya ga pernah fair...hehehe...

    Tapi marilah kita semangat bersama... caayyooo!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog