Menghadapi Masalah

Ada banyak cara yang kulakukan ketika aku dihadapkan pada satu masalah besar. Sebagian besar aku selesaikan diam-diam tanpa ada pihak lain yang tau, cukup aku dan partner in crime saat aku tertimpa masalah itu saja.

Aku tau problem itu sangat berat dan tidak seharusnya kuselesaikan sendiri. Tapi egoku yang luar biasa tinggi menyebabkan aku ga ingin merepotkan orang lain atau juga agar ketika akhirnya usai, dampak kerusakannya minimal.

Dulu, waktu kuliah aku pernah menyelesaikan masalah beratku sendiri (dengan partner in crime itu tadi). Dari mencari informasi, melaksanakan hajat itu dan cooling down kami selesaikan berdua saja. Aku yakin, ga ada yang bisa menduga bahwa aku mendapat masalah besar kalau aku tidak menceritakannya.

Masalah hampir sama juga muncul ketika aku bekerja. Dengan partner in crime yang baru, selesai juga masalah itu. Ada seorang yang kuberi tau, tapi ternyata itu hanya jadi langkah salah saja. Semakin sedikit yang tau maka semakin kecil juga tingkat kerusakannya.

Saat ini, aku mendapat masalah yang lain. Sayangnya, aku ga punya partner in crime untuk kuajak berembug nyari solusi. Untuk menyelesaikan sendiri aku ga punya energi. Akhirnya, aku mengemail teman mayaku yang ga pernah kukenal dengan baik. Kupikir, semakin random partner in crime-ku kali ini, maka dampak kerusakannya akan minimal. Sungguh, pilihan pertamaku ini kulakukan karena kemiripan masalah dengan apa yang dilakukan teman mayaku ini. Walau kadar teman mayaku ini jauuuuuh lebih parah. Dan memang, solusi yang dia tawarkan bikin aku ketawa ngakak....melupakan masalah yang sebelumnya seakan-akan memberati kepalaku dan bikin mau pecah saja...

OK, aku ga akan melakukan satupun saran yang dia tawarkan kecuali satu hal....GET OVER IT.... Entah mengapa, walaupun aku tau bahwa aku harus melupakan detil masalah itu segera, aku ga dapat melakukannya sampai aku menerima saran ngawur temanku itu. Seenggak-enggaknya...dia bisa mencerahkan hariku walau ga memberi saran yang bermutu.

Hasilnya, aku bisa tersenyum dan bisa segera kembali berpikir positif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog