Cincau Hijau

Aku kenal cincau hijau itu waktu kuliah di Bogor karena di Banyuwangi, adanya cuma cincau hitam yang biasa dijadikan campuran es campur. Ketika pertama kali merasakan cincau hijau, aku langsung suka sekali karena teksturnya yang lembut seperti puding terasa meluncur di tenggorokan. Beda dengan cincau hitam yang harus dikunyah dengan cukup kalau tidak mau kesedak pas nelan. Waktu itu (dan sampai sekarang) yang kuutamakan adalah rasanya yang enak, aku yakin saja sih kandungannya pasti baik untuk kesehatan terutama untuk panas dalam. Setelah di Jakarta, kadang-kadang kalau ada tukang cincau keliling lewat, aku sengajakan beli dan menikmati cincau hijau itu. Sampai suatu ketika aku nonton liputan investigatif di salah satu TV yang rutin menanyangkan hal beginian (beuh...benar-benar mengurangi nafsu jajan sembarangan). Itu loh tayangan yang biasa menampilkan bakso tik*s, ayam tiren, ikan asin formalin, kue boraks..yang begitu-begitu deh. Nah, suatu ketika ada tayangan tentang cin...