Super Sensitifnya Detya...

Ketika Detya mengalami Bullying pertama kali....aku coba berkonsultasi dengan guru kelasnya dan mereka mencoba cari solusi untuk itu. Guru-guru kelasnya memang melihat bahwa person yang bullying itu memang terlihat berbeda sehingga perlu ada solusi khusus. Setelah itu, curhatan Detya tentang teman itu memang agak berkurang dan dia cukup bahagia di akhir tahun ketika pentas seni dia mendapat kesempatan untuk berpasangan dengan cowok yang dia suka.

Tapi waktu diskusi akhir tahun ajaran dengan guru-guru kelasnya, baru dibicarakan bahwa ternyata Detya lebih sensitif dalam menanggapi banyak hal dibanding teman-temannya. Ya..aku memang sudah merasa bahwa Detya terlalu sensitif. Jika ada yang membuat dia ga enak dikit aja..dia langsung merengek-rengek dan meneteskan airmata. Kalau dia ingin aku menjemputnya sekolah sedangkan aku sendiri harus rapat keluar kantor maka pagi itu dia langsung berurai air mata memintaku tetap berusaha menjemputnya..

Guru TKnya bercerita bahwa pada dasarnya temannya yang bullier itu juga bullying ke teman-teman lainnya...tapi teman-temannya itu tidak menghiraukan si bullier itu sedangkan Detya langsung kepikiran dengan ancaman si bullier....itulah salah satu hal yang menunjukkan Detya lebih sensitif terhadap semua hal dibanding teman-temannya yang lain. Gurunya menyarankan agar ketika di MI nanti, dia harus dimotivasi agar bisa mengendalikan perasaan super sensitifnya....

Aku sendiri ga tau harus bagaimana memotivasinya kecuali selalu bilang bahwa menunjukkan perasaan boleh saja asal tidak berlebihan....
misalnya ketika tadi pagi aku tinggalin dia pas ngantar sekolah dia sudah mulai meneteskan airmata karena sedih berpisah denganku....aku bilang padanya agar sedih karena ditinggal bunda boleh saja tapi kan tidak perlu meneteskan air mata.

Bener-bener deh..aku agak keteteran juga mengatasi bagaimana agar Detya tidak terlalu sensitif....semenjak di MI ini keluhannya semakin bertambah....jadinya mesti ga boleh capek ngingetin dia untuk bisa mengungkapkan apa yang bikin dia ga suka dan memancing sebenarnya apa yang bisa dia lakukan untuk mengatasi keluhannya sendiri itu...

Tapi kadang-kadang tetesan air mata Detya bisa jadi penghambat frustasiku menghadapi Javas yang tantrum.... saat Javas mulai marah-marah ga jelas gitu...aku berusaha mendisiplinkannya dengan menyuruh dia duduk di pojokan nakal (kita menyebutnya begitu...meniru cara Nanny 911). Tentu saja ketika tantrum gitu mana mau Javas menurut dalam sekali perintah...bisa berkali-kali mendudukkan Javas sampai dia mau duduk tenang...nah dalam proses yang bikin frustasi itu.....Detya hanya memperhatikan sambil meneteskan airmata sedihnya melihat adiknya diangkat berkali-kali agar mau duduk diam di tempat.... Saat itulah....rasa frustasi yang makin meningkat menjadi turun dan kesabaran kembali lagi sehingga frustasi itu ga jadi rasa marah...

Beuh....susah sekali ya jadi orang tua....

Pak...Bu...maafin aku ya...pasti susah juga ngadepin aku yang pemberontak ini....

Komentar

  1. bener2 yah, aku jg baru berasa betapa complicated-nya jadi orangtua setelah punya anak. karakter anak tuh ada seribu juta dan teori yg ada ga selamanya cocok sama karakter anak kita...

    good luck to us!! haha...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog