Kebetulan-Kebetulan

"Jika kebetulan-kebetulan terjadi terlalu banyak dan cocok satu sama lain, apakah kita tetap percaya bahwa itu adalah serangkaian kebetulan belaka?"

Manjali dan Cakrabirawa
a novel by Ayu Utami


Aku baru saja selesai membaca novel Ayu Utami yang terbaru. Banyak resensi yang bilang bahwa Ayu Utami terjebak pada penjelasan berlebihan mengenai G 30 S PKI dan terlalu berulang-ulang menceritakan sisi lain atau sudut pandang lain dari peristiwa 1965 itu.

Walaupun aku juga merasakan keberulang-ulangan itu, tapi menurutku tidak terlalu menganggu jalan cerita yang ingin dijelaskan Ayu Utami...(hmmmm...atau aku yang udah terlanjur suka Ayu Utami ya..sehingga memaklumi semua usaha pencerahan dia?).

Eniwei, bukan itu yang jadi bahan pemikiranku kali ini, tapi mengenai kutipan kalimat di atas yang juga berulang-ulang disampaikan sehingga membuatku berpikir dalam tentang "kebetulan-kebetulan" yang kualami akhir-akhir ini.

Di novel itu dijelaskan, bahwa jika terlalu banyak kebetulan seperti itu, seorang ilmuwan akan mencari pola-pola yang ada, sedangkan orang beriman akan mencari rencana Tuhan...

Kebetulan-kebetulan yang kualami, pada akhirnya sungguh meruncing kepada satu kesimpulan saja dan itu membuatku luar biasa takut...atau khawatir?..

Beberapa hari sebelum aku menemukan info yang bikin aku syok, aku membaca tentang sebuah artikel di majalah tentang keuangan keluarga. Ada satu contoh disitu yang mirip sekali dengan apa yang aku lakukan, ternyata berakhir menyedihkan. Aku tidak lagi memikirkan tentang artikel itu sampai aku tanpa sengaja menemukan info yang bikin syok itu. Seperti yang kuceritakan sebelumnya, aku benar-benar kaget sehingga pertahanan fisikku lemah dan aku jatuh sakit.

Kemudian, email ngaco dari teman mayaku membuatku membulatkan tekad untuk melupakan dua kebetulan itu.

Tapi membaca novel Ayu Utami dengan definisi kebetulan-kebetulan itu, ditambah kemarin aku menemukan satu kebetulan lagi, membuatku jadi teringat kembali akan kekhawatiranku...maka berurailah air mataku dihadapan tiga orang asing hanya karena argueing masalah rekening tabungan... Sungguh kasihan orang asing itu yang melihatku dengan tampang bingung saat aku tidak bisa menahan air mataku. Mungkin mereka berpikir, hanya untuk ga mau buka rekening baru lagi, perempuan ini menangis sedemikian rupa?...betapa lemahnya..

Aku menyalahkan jarak yang terlalu dekat antara menemukan kebetulan baru lagi dengan argueing masalah tabungan itu yang membuatku ga bisa menahan diri untuk tidak menangis....sigh...betapa memalukan. Tau kan betapa cepatnya pikiran di otak berkelebat menghubung-hubungkan semua kejadian? Itulah yang terjadi sehingga semuanya meledak menjadi airmata...

OK, setelah sehari semalam mengendapkan semua masalah..aku benar-benar berpikir harus menyelesaikan semua kebetulan ini agar tidak memberati pikiranku.

Jadi haruskah aku melihatnya dari sudut pandang ilmuwan dengan mencari pola-pola dari kebetulan itu dan sengaja mencari kejadian lain untuk mencari pola? Atau sebagai orang yang beriman, aku cukup menunggu rencana Tuhan dan menerima apa yang akan terjadi dengan lapang dada?

Dua-duanya tetap saja akan membuatku sakit....

atau lebih baik aku menjadi orang biasa saja yang menganggap bahwa kebetulan-kebetulan itu hanya suatu kebetulan..ga ada arti yang lain....dan berpikir seperti teman mayaku tadi...GET OVER IT.....

Ya....GET OVER IT....

Komentar

  1. aku ngerti pasti Mbak Dewi ga bisa nulisin masalahnya secara gamblang karena ini dipublikasikan, dan memang aku juga cuma bisa meraba2 apa sbnrnya yg mau Mbak coba sampaikan.

    oleh krn itu aku ga berani ngasih saran apapun, takut salah. Aku cuma bisa ngelus2 punggung Mbak aja ya (secara virtual), semoga semua terselesaikan dg baik.

    Tapi kalo buatku, saat kita percaya ada Tuhan, maka seketika itu juga kita percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Semesta ini lah yang mencoba menyampaikan apa yg mau Tuhan 'bicarakan' atau 'nasihatkan' pada kita.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bisa diraba-raba ya masalahnya apa?..

    doooh mesti ngehapus beberapa kalimat ni...biar ga teraba...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Medeking

Seri Rumah Kecil - Laura Ingalls Wilder

Coba Atur Blog