Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

Cabut Gigi

Dulu, waktu masih kecil, acara cabut gigi adalah acara uji nyali dengan Bapakku. Aku tau bahwa gigi yang goyang harus dicabut kalau tidak mau tumbuh gigi baru di belakangnya alias gingsul. Walau waktu itu banyak yang bilang bahwa gingsul itu manis (apanya?), aku tetap menganggap bahwa gingsul itu jelek dan jorok. Maka acara cabut gigi itu menjadi acara yang ribet penuh tarik ulur dengan Bapakku. Gimana ga tarik ulur, wong nyabutnya pakai benang yang diikat di gigi untuk kemudian di cabut. Benang sudah terpasang dengan rapi, tapi karena takut sakit maka masih lari-lari menolak dicabut. Demikian sampai akhirnya punya nyali untuk duduk manis dan benang ditarik. Sebenarnya rasanya tidak terlalu sakit, tapi perasaan ngeri itu selalu saja muncul ketika benang terpasang. Pada akhirnya, hanya satu kali saja aku ke dokter gigi untuk cabut gigi, karena si gigi sudah terlanjur mengeras kembali, sedangkan gigi dewasa sudah muncul di belakangnya. Tidak berani memaksa pakai benang, karena ya

My Role Model

Duh..sudah lama aku ingin menulis tentang ini, tapi kok ya terlalu personal dan belum tentu semua sependapat tentang hal ini. OK, diawali dengan kursus bahasa inggris minggu lalu (ya, aku ikutan kursus inggris tiap senin dan rabu, bareng ama anak-anak baru yang baru aja setaun lebih kerja ditempatku) yang membicarakan tentang hero, baik yang sudah lalu, saat ini ataupun personal hero. Past Hero, kelompok kami sepakat membicarakan Sukarno-Hatta karena siapalah yang meragukan peran mereka dalam kemerdekaan RI. Walaupun banyak pahlawan nasional lainnya, membicarakan dua orang itu lebih netral dan diterima semua audience. Giliran present hero, kelompok lain menyebutkan Cris John sebagai hero di bidang olahraga. Nah, pas personal hero, benar-benar sangat beragam, dan kelompok yang harus presentasi menunjuk satu orang yang menyebut My hero is my father. Untukku sendiri, tentu saja my father is my hero, but my personal hero yang juga adalah role modelku adalah Sri Mulyani Indrawati. Iya..

Tiga Kata Ajaib

Tiga Kata Ajaib Ada tiga kata yang sangat ajaib yang dapat mengubah hidup kita Caranya mudah saja Dengarkanlah dan ikuti aku Yang pertama, katakan tolong Setiap kau minta bantuan Yang kedua, terima kasih Saat ada yang datang membantu Lalu ketiga, ucapkanlah maaf Jika kau sakiti siapa pun Katakan semua setulus hati Dan keajaiban akan terjadi Lagu di atas adalah salah satu lagu yang jadi favorit anak-anakku (dan kami, orang tuanya). Pertama kali dengar lagu ini di acara Paman Gery dan Superkids, Female radio pukul 05.45 - 07.00. Penyanyinya adalah Dara, yang diawal-awal dengar lagu ini, suaranya terdengar aneh di telingaku. Sama anehnya dengan suara Gita Gutawa pertama kali aku mendengarnya. Tapi lama-lama terdengar indah, dan seperti halnya Gita Gutawa, aku juga jadi sukaaaa sama lagu-lagu Dara. Untuk Tiga Kata Ajaib ini, syairnya benar-benar mengena dan selalu kami jadikan contoh jika mengingatkan anak-anak untuk selalu tau kapan harus mengucapkan Tolong, Terima Kasih dan Maaf. Nah

Fiksi Miniku

Missed calls Maaf aku tak bisa segera mengangkat telpon-telponmu. Tapi aku sungguh sakit membaca anjing dan bangsatmu. ================================================================== Akhirnya tertulis juga fiksi mini yang kemarin hanya tertulis di hp setelah membaca fikmin Bang Trainer untuk mengikuti Kontes Fiksi Mini dari wi3nda . Dari kemarin ga ada keberanian untuk memposting fiksi mini ini, tapi setelah membaca fikmin mba Devi , jadi pengen nekat juga

Menerima Apa Adanya

Pernah nonton serial Friends ga? Jaman aku kuliah dulu, betapa aku tidak ingin terlewat episode-episode Friends. Apalagi jaman itu aku juga punya teman-teman dekat yang seakan-akan jadi replika Friend buatku. Dulu aku melihat serial itu karena suka sama jalan ceritanya, sama bintang-bintangnya, sama kekompakannya, pokoknya baru suka pada kulit luarnya saja. Aku ga memperhatikan detil cerita yang justru bisa menjadi contoh pertemanan atau relationship yang baik. Akhir-akhir ini ketika bisa/sempat nonton episode ulangan di TV kabel, aku justru mendapatkan makna yang lebih dalam ketika menontonnya. Aku jadi mengerti maksud 'menerima orang lain apa adanya' ketika menonton ulang Friends. Dulu aku ga habis pikir kenapa pada mau berteman sama Phoebe yang agak-agak tulalit dan seleranya aneh, atau Monica yang super duper perfectionist sampai bikin teman-temannya puyeng, atau Rachel yang di awal-awal adalah perempuan manja yang ga tau apa-apa, atau Ross yang gila banget sama dinosau

Anak Ayah

Gambar
Aku udah agak-agak nyerah mengkondisikan Detya agar jadi Daddy's Little Girl...karena Detya jarang banget seiya sekata ama Ayahnya...demikian juga Ayahnya...teramat susah mengerti perilaku anak perempuan yang....bagaimanapun juga memang berbeda dengan anak laki-laki. Ya sudahlah...pada akhirnya Detya dan Javas memang lebih ingin dipedulikan Bundanya. Jadi dua anak pertama adalah anak Bunda... nah si bungsu inilah yang jadi pengecualian yang menguntungkan buatku. Wisam adalah anak Ayah. Semua hal harus dilakukan dengan Ayah dulu. Bunda adalah pilihan ketika Ayah sama sekali tidak ditempat. Bangun tidur yang dipanggil pertama kali adalah Ayah, kalau libur harus mandi sama Ayah, minum susu harus Ayah yang siapin, baca cerita maunya sama Ayah, tidur maunya dipeluk Ayah, kalau Bunda mendekat langsung disingkir-singkirin biar menjauh....ayah, ayah, ayah terus untuk semua hal... Tanggapanku?..hohohoho..entah aku ibu yang ga beres atau apa..yang jelas aku asik-asik aja...malah menikma